"Kami mengawasi secara seksama situasi di Sheikh Jarrah dan kemungkinan adanya penggusuran lebih lanjut terhadap masyarakat Palestina," kata Dujarric, dikutip dari Yeni Safak, Sabtu, 19 Februari 2022.
"Merupakan hal penting untuk menurunkan ketegangan dan menjaga ketenangan. Kami terus meminta otoritas Israel untuk berhenti menerapkan kebijakan menghancurkan rumah warga Palestina dan menggusur mereka, baik itu di Sheikh Jarrah atau titik-titik lainnya di Tepi Barat," sambung dia.
Keluarga Palestina yang ditemui delegasi PBB adalah satu dari 128 keluarga yang terdiri dari total 970 individu. Mereka semua terancam digusur oleh otoritas Israel di wilayah pendudukan, terutama di Sheikh Jarrah dan Silwan.
"Di bawah aturan kemanusiaan internasional, kekuatan pendudukan dilarang untuk mendeportasi individu yang dilindungi, terlepas dari motif apa pun di balik deportasi tersebut," ungkap Dujarric.
Ia menyerukan otoritas Israel untuk "mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi masyarakat sipil, termasuk pengungsi Palestina."
Sejak Kamis kemarin, pasukan Israel telah menutup permukiman Sheikh Jarrah dengan barikade besi dan membubarkan puluhan demonstran Palestina.
Selama ini, warga Palestina di Sheikh Jarrah mengeluhkan berulangnya serangan fisik yang dilakukan pemukim Israel. Para pemukim itu tinggal di rumah-rumah di lahan yang sebenarnya adalah milik masyarakat Palestina.
Tahun lalu, ketegangan meningkat di Sheikh Jarrah usai sebuah pengadilan Israel memerintahkan penggusuran sejumlah keluarga Palestina lewat gugutan sejumlah pemukim Israel.
Baca: Remaja Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel dalam Pembongkaran Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News