Dikutip dari DW, Kepolisian Kosovo mengaku terpaksa menutup perbatasan Bernjak dan Jarinje setelah para demonstran menembaki petugas dan memblokade sejumlah ruas jalan.
Para pengunjuk rasa geram atas aturan terbaru yang akan diterapkan Kosovo. Lewat aturan terbaru itu, semua warga Serbia yang masuk ke Kosovo harus membawa sebuah dokumen khusus. Padahal sebelumnya, mereka hanya perlu memperlihatkan kartu tanda penduduk Serbia.
Rencananya, aturan tersebut akan diterapkan hari Senin ini, 1 Agustus 2022. Namun karena situasinya tidak memungkinkan, penerapannya dijadwalkan berlangsung bulan depan.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borell menyambut baik keputusan penundaan aturan baru. Ia juga menyerukan kepada semua demonstran untuk menyingkirkan barikade di semua ruas jalan.
Sekitar 50.000 etnis Serbia tinggal di Kosovo, dan selama ini mereka beraktivitas dengan menggunakan pelat nomor kendaraan dan dokumen dari negaranya. Namun dalam aturan terbaru, mereka harus mengganti semua itu dengan pelat nomor dan dokumen Kosovo.
Etnis Serbia menegaskan bahwa Kosovo tidak memiliki hak untuk memberlakukan regulasi seperti itu terhadap mereka.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa situasi di Kosovo belum pernah menjadi "sekompleks itu" bagi warga lokal dan etnis Serbia.
"Atmosfernya terus memanas," kata Vucic. "Serbia akan menang jika warga kami diserang," tegasnya
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menuding Vucic sengaja menghasut "kerusuhan." Ia mengatakan bahwa situasi untuk beberapa jam, hari dan pekan ke depan akan sangat menantang dan problematik.
Aturan perbatasan terbaru muncul hampir satu tahun usai Kurti mencabut regulasi serupa akibat adanya gelombang protes. Kala itu, etnis Serbia di Kosovo menggelar unjuk rasa harian dan sering menghalangi arus lalu lintas di perbatasan.
Baca: Gara-Gara Pelat Nomor Kendaraan, Serbia dan Kosovo Bersitegang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News