Invasi Rusia ke Ukraina memicu konfrontasi paling parah antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962, ketika dua negara adidaya Perang Dingin mendekati perang nuklir.
Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis yang berfungsi, sementara Amerika Serikat memiliki sekitar 200 senjata semacam itu.
Sementara itu, setengahnya berada di pangkalan di Italia, Jerman, Turki, Belgia, dan Belanda.
Politico melaporkan, Amerika Serikat pada pertemuan tertutup NATO bulan ini mengatakan, mereka akan mempercepat penyebaran versi modern B61, B61-12. Senjata baru tiba di pangkalan Eropa pada Desember mendatang, beberapa bulan lebih awal dari berencana.
"Kami tidak dapat mengabaikan rencana untuk memodernisasi senjata nuklir, bom jatuh bebas yang ada di Eropa," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko, dikutip dari AFP, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Baca juga: Rusia Setop Mobilisasi Pasukan Cadangan, Ada Apa?
Bom gravitasi B61-12 setinggi 12 kaki membawa hulu ledak nuklir hasil lebih rendah daripada banyak versi sebelumnya. Namun, lebih akurat dan dapat menembus di bawah tanah, menurut penelitian oleh Federasi Ilmuwan Amerika yang diterbitkan pada 2014.
"Amerika Serikat sedang memodernisasi mereka, meningkatkan akurasi dan mengurangi kekuatan muatan nuklir, yaitu, mereka mengubah senjata ini menjadi 'senjata medan perang', sehingga mengurangi ambang batas nuklir," kata Grushko.
Pentagon tidak menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja AS. Politico mengutip seorang juru bicara yang mengatakan, rincian nuklir tidak akan dibahas tetapi modernisasi senjata B61 telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Di tengah krisis Ukraina, Presiden Vladimir Putin berulang kali mengatakan bahwa Rusia akan mempertahankan wilayahnya dengan segala cara, termasuk senjata nuklir jika diserang. Komentar tersebut menimbulkan kekhawatiran khusus di Barat setelah Moskow menyatakan bulan lalu bahwa mereka telah mencaplok empat wilayah Ukraina yang sebagian dikendalikan oleh pasukannya.
Sementara itu, Putin mengatakan Barat telah terlibat dalam pemerasan nuklir terhadap Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News