Cheatle mengatakan investigasi seputar penembakan yang melukai Trump pada 13 Juli masih berlangsung, sehingga dirinya tidak dapat memaparkan banyak detail.
Mengutip dari New York Times, Selasa, 23 Juli 2024, beberapa pertanyaan yang tidak dijawab secara detail oleh Cheatle meliputi mengapa agen Secret Service tidak disiagakan di atap gedung yang digunakan pelaku; ada berapa banyak agen yang bekerja mengamankan kampanye Trump di Pennsylvania; siapa yang menentukan bahwa atap tempat pelaku melepaskan tembakan dinyatakan berada di luar perimeter lokasi kampanye; mengapa Secret Service mempersilakan Trump ke podium walau orang-orang menunjuk adanya sosok mencurigakan di atap; dan lain sebagainya.
Cheatle paling mendapat tekanan mengenai pertanyaan, "mengapa Secret Service tidak disiagakan di atap gedung yang digunakan pelaku?" Jawaban Cheatle mengindikasikan bahwa atap tersebut sengaja dibiarkan kosong, karena Secret Service lebih menyukai area yang "steril."
Ia mengatakan atap tersebut seharusnya mendapat "pengawasan" dari pihak tertentu, kemungkinan adalah aparat penegak hukum lokal.
"Kami masih mencari siapa yang bertanggung jawab, siapa yang seharusnya memberikan pengawasan," tutur Cheatle.
Kegagalan Signifikan
Mengenai jumlah agen Secret Service saat acara kampanye Trump, Cheatle menolak memberikan angka. "Kami merasa jumlah agen yang disiagakan sudah cukup," ujarnya.Dalam memberikan keterangan di Komite Pengawasan dan Akuntabilitas DPR AS ini, Cheatle mengaku telah gagal menjalankan misi melindungi Trump. Kendati begitu, ia menolak mengundurkan diri di tengah tekanan kuat dari Partai Republik dan juga Demokrat.
Ia mengatakan penembakan di acara Trump adalah "kegagalan operasional Secret Service paling signifikan dalam beberapa dekade."
"Jelas ada kesalahan, dan kami akan melakukan segala upaya untuk memastikan hal ini tidak akan pernah terjadi lagi," tegas Cheatle.
Baca juga: Direktur Secret Service Mengaku 'Gagal' Cegah Penembakan Trump
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News