La Paz: Israel mengkritik Bolivia, Chile dan Kolombia pada Rabu setelah negara-negara Amerika Selatan melakukan serangkaian langkah diplomatik untuk memprotes operasi militer Israel terhadap Hamas di Gaza. Bolivia bahkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk Argentina dan Brasil, juga meningkatkan kritik mereka terhadap dampak operasi militer Israel terhadap warga sipil.
Israel pada Rabu meminta Kolombia dan Chile untuk “secara eksplisit mengutuk Hamas”. Masih dengan suara yang sama, Israel menyebut Hamas membantai dan menculik bayi. Tuduhan itu sudah jelas tidak memiliki bukti.
Seruan tersebut muncul beberapa jam setelah Chile dan Kolombia memanggil kembali duta besar mereka untuk Israel pada Selasa malam di tengah kritik atas pembunuhan warga sipil di Gaza.
“Israel mengharapkan Kolombia dan Chile mendukung hak negara demokratis untuk melindungi warga negaranya, dan menyerukan pembebasan segera semua korban penculikan, dan tidak bersekutu dengan Venezuela dan Iran dalam mendukung Hamas,” kata Kementerian Luar Negeri Israel, seperti dikutip ABC News, Kamis 2 November 2023.
Meskipun pernyataan Kementerian Luar Negeri Chile mengenai penarikan duta besarnya tidak menyebut Hamas, Presiden Gabriel Boric menyebut Hamas dalam pernyataan terpisah di X, sebelumnya Twitter, di mana ia mengatakan “warga sipil yang tidak bersalah” adalah “korban utama serangan Israel.” ."
“Chile tidak ragu-ragu dalam mengutuk serangan dan penculikan yang dilakukan oleh Hamas,” tulis Boric.
“Umat manusia tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri melalui ikatan yang tidak manusiawi,” ujar Boric.
Presiden Kolombia Gustavo Petro bersikap lebih blak-blakan dengan membagikan banyak pesan di media sosial yang mengecam tindakan Israel.
“Ini disebut genosida; mereka melakukannya untuk mengusir rakyat Palestina dari Gaza dan mengambil alihnya,” tulis Petro di X.
“Kepala negara yang melakukan genosida adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegas Petro.
Sebelumnya, Israel mengecam keputusan Bolivia pada hari Selasa yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, dan menyebutnya sebagai “penyerahan diri kepada terorisme dan rezim Ayatollah di Iran.” Meski Sunni, Hamas semakin dekat dengan kekuatan besar Syiah, Iran.
Memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel berarti “pemerintah Bolivia bersekutu dengan organisasi teroris Hamas,” kata Kementerian Luar Negeri Israel. Bolivia sebelumnya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada 2009 dan melanjutkannya kembali pada tahun 2020.
Langkah diplomatik yang dilakukan ketiga negara Amerika Selatan, yang semuanya dipimpin oleh para pemimpin sayap kiri, terjadi ketika negara-negara lain di wilayah tersebut meningkatkan kritik mereka terhadap aktivitas militer Israel.
Argentina pada Rabu mengkritik serangan Israel di kamp pengungsi Jabaliya dan mengatakan “situasi kemanusiaan di Gaza semakin mengkhawatirkan.”
“Argentina dengan tegas mengutuk serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober dan mengakui hak Israel atas pertahanan sahnya. Namun, tidak ada yang bisa membenarkan pelanggaran hukum humaniter internasional dan kewajiban melindungi penduduk sipil dalam konflik bersenjata,” kata Kementerian Luar Negeri Argentina.
Terdapat 21 warga Argentina yang masih hilang dan diduga disandera oleh Hamas, menurut perkiraan Kementerian Luar Negeri, yang menyebutkan sembilan warga Argentina tewas dalam konflik tersebut.
Negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk Argentina dan Brasil, juga meningkatkan kritik mereka terhadap dampak operasi militer Israel terhadap warga sipil.
Israel pada Rabu meminta Kolombia dan Chile untuk “secara eksplisit mengutuk Hamas”. Masih dengan suara yang sama, Israel menyebut Hamas membantai dan menculik bayi. Tuduhan itu sudah jelas tidak memiliki bukti.
Baca: Bolivia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Serangan Gaza. |
Seruan tersebut muncul beberapa jam setelah Chile dan Kolombia memanggil kembali duta besar mereka untuk Israel pada Selasa malam di tengah kritik atas pembunuhan warga sipil di Gaza.
“Israel mengharapkan Kolombia dan Chile mendukung hak negara demokratis untuk melindungi warga negaranya, dan menyerukan pembebasan segera semua korban penculikan, dan tidak bersekutu dengan Venezuela dan Iran dalam mendukung Hamas,” kata Kementerian Luar Negeri Israel, seperti dikutip ABC News, Kamis 2 November 2023.
Meskipun pernyataan Kementerian Luar Negeri Chile mengenai penarikan duta besarnya tidak menyebut Hamas, Presiden Gabriel Boric menyebut Hamas dalam pernyataan terpisah di X, sebelumnya Twitter, di mana ia mengatakan “warga sipil yang tidak bersalah” adalah “korban utama serangan Israel.” ."
“Chile tidak ragu-ragu dalam mengutuk serangan dan penculikan yang dilakukan oleh Hamas,” tulis Boric.
“Umat manusia tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri melalui ikatan yang tidak manusiawi,” ujar Boric.
Presiden Kolombia Gustavo Petro bersikap lebih blak-blakan dengan membagikan banyak pesan di media sosial yang mengecam tindakan Israel.
“Ini disebut genosida; mereka melakukannya untuk mengusir rakyat Palestina dari Gaza dan mengambil alihnya,” tulis Petro di X.
“Kepala negara yang melakukan genosida adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegas Petro.
Sebelumnya, Israel mengecam keputusan Bolivia pada hari Selasa yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, dan menyebutnya sebagai “penyerahan diri kepada terorisme dan rezim Ayatollah di Iran.” Meski Sunni, Hamas semakin dekat dengan kekuatan besar Syiah, Iran.
Memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel berarti “pemerintah Bolivia bersekutu dengan organisasi teroris Hamas,” kata Kementerian Luar Negeri Israel. Bolivia sebelumnya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada 2009 dan melanjutkannya kembali pada tahun 2020.
Langkah diplomatik yang dilakukan ketiga negara Amerika Selatan, yang semuanya dipimpin oleh para pemimpin sayap kiri, terjadi ketika negara-negara lain di wilayah tersebut meningkatkan kritik mereka terhadap aktivitas militer Israel.
Argentina pada Rabu mengkritik serangan Israel di kamp pengungsi Jabaliya dan mengatakan “situasi kemanusiaan di Gaza semakin mengkhawatirkan.”
“Argentina dengan tegas mengutuk serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober dan mengakui hak Israel atas pertahanan sahnya. Namun, tidak ada yang bisa membenarkan pelanggaran hukum humaniter internasional dan kewajiban melindungi penduduk sipil dalam konflik bersenjata,” kata Kementerian Luar Negeri Argentina.
Terdapat 21 warga Argentina yang masih hilang dan diduga disandera oleh Hamas, menurut perkiraan Kementerian Luar Negeri, yang menyebutkan sembilan warga Argentina tewas dalam konflik tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News