“Bolivia telah memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Negara Israel, sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang dilakukan di Jalur Gaza,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani pada konferensi pers, seperti dikutip AFP, Kamis 2 November 2023.
Menteri Kepresidenan Maria Nela Prada juga mengumumkan negaranya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Kami menuntut diakhirinya serangan di Jalur Gaza yang sejauh ini telah menyebabkan kematian ribuan warga sipil dan pengungsian paksa warga Palestina,” katanya pada konferensi pers yang sama.
Pemerintahan sayap kiri Luis Arce adalah yang pertama di Amerika Latin yang memutuskan hubungan dengan Israel sejak konflik yang memecah belah meletus dengan serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut pihak berwenang Israel menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Israel menanggapinya pada hari Rabu dengan mengecam tindakan Bolivia sebagai “penyerahan terhadap terorisme.”
Bolivia baru mengumumkan pemulihan hubungan dengan Israel pada tahun 2019, satu dekade setelah hubungan mereka terputus akibat serangan sebelumnya di Jalur Gaza.
Hamas memuji keputusan Bolivia pada Selasa 31 Oktober 2023, dengan mengatakan mereka “menghargainya” sambil mendesak negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan mereka dengan Israel untuk melakukan hal yang sama.
Para pemimpin Kolombia dan Chile juga bersuara hari Selasa menentang serangan Israel terhadap Hamas, yang menurut kementerian kesehatan yang dikendalikan Hamas kini telah menewaskan lebih dari 8.500 warga Palestina – dua pertiga dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
“Saya telah memutuskan untuk memanggil duta besar kami untuk Israel (Margarita Manjarrez) untuk berkonsultasi. Jika Israel tidak menghentikan pembantaian rakyat Palestina, kami tidak bisa berada di sana,” tulis Presiden Kolombia yang berhaluan kiri, Gustavo Petro di X, sebelumnya Twitter.
Chile, yang memiliki populasi Palestina terbesar di luar dunia Arab, pada Selasa mengatakan pihaknya menarik duta besarnya untuk Israel sebagai protes terhadap “pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang tidak dapat diterima oleh Israel.”
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang negaranya memegang jabatan presiden bergilir Dewan Keamanan PBB, mendesak gencatan senjata.
Dia mengatakan “serangan” yang dilakukan militan Palestina terhadap Israel tidak membenarkan pembunuhan “jutaan orang tak berdosa” di Gaza.
“Hanya karena Hamas melakukan serangan terhadap Israel tidak berarti Israel harus membunuh jutaan orang tak berdosa,” katanya dalam pidato langsung di media sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News