Mengutip dari laman Macaubusiness.com, Sabtu, 2 Maret 2024, penyergapan terjadi pada Kamis lalu di daerah Aguililla di provinsi Michoacan.
Para prajurit Meksiko sempat menemukan sebuah "perangkap dan bahan peledak" yang menewaskan satu tentara di lokasi kejadian. Tiga prajurit lain terluka parah, dan pada akhirnya meninggal dunia.
"Inilah yang harus dihadapi Angkatan Darat, Korps Marinir, dan Garda Nasional," kata Lopez Obrador, yang sering menghadapi kritik dari pihak oposisi yang menuntut tindakan lebih tegas terhadap kartel narkoba di Mesiko.
Lopez Obrador lebih memilih strategi yang disebutnya "pelukan dan bukan peluru" untuk mengatasi penyebab kejahatan dengan kekerasan.
Pernyataan ini merujuk pada kebijakan menangani kemiskinan dan kesenjangan sosial ketimbang memberantas kejahatan dengan kekuatan militer.
Meksiko telah mencatat lebih dari 420.000 pembunuhan dan 110.000 orang hilang – sebagian besar disebabkan kelompok kriminal – sejak diluncurkannya serangan militer kontroversial anti-narkoba pada 2006 oleh presiden saat itu, Felipe Calderon.
Sumber-sumber militer yang berkonsultasi dengan kantor berita AFP di Michoacan mengatakan bahwa ranjau dan drone yang dilengkapi bahan peledak telah digunakan dalam penyergapan di hari Kamis.
Daerah di mana serangan terjadi adalah tempat terjadinya perselisihan antara Kartel New Generation Jalisco dan organisasi lain yang dikenal sebagai "El Abuelo."
Berita tentang serangan terbaru ini muncul di hari yang sama ketika Meksiko meluncurkan kampanye pemilihan presiden, dengan dua perempuan – Claudia Shainbaum dan Xochitl Galvez – memimpin sementara dalam berbagai survei.
Baca juga: Ngeri! Lima Mayat Hangus Ditemukan di Meksiko Terkait Geng Narkoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News