Penerbangan pesawat Angkatan Udara Kerajaan (RAF) dari Kabul pada Sabtu kemarin menandai berakhirnya misi militer Inggris di Afghanistan yang telah berlangsung selama 20 tahun.
Sejak 14 Agustus, lebih dari 15 ribu orang telah dievakuasi Inggris dari Afghanistan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa momen ini adalah kesempatan untuk merefleksikan pencapaian-pencapaian apa saja yang sudah dicapai di Afghanistan dalam 20 tahun terakhir ini, seperti pendidikan bagi semua perempuan dan melemahnya grup al-Qaeda.
Dalam sebuah surat kepada komunitas militer Inggris, PM Johnson menyadari bahwa jatuhnya Kabul ke tangan kelompok Taliban merupakan sesuatu yang sulit untuk diterima.
"Akan terasa begitu berat bagi teman atau kerabat dari 457 personel militer yang gugur dalam perang (di Afghanistan)," sebut PM Johnson, dikutip dari BBC, Minggu, 29 Agustus 2021.
PM Johnson mengatakan bahwa keterlibatan Inggris dalam perang di Afghanistan telah berhasil menghalau "al-Qaeda dari pintu rumah kita selama dua dekade terakhir."
Mengenai evakuasi dari Kabul, PM Johnson mengonfirmasi angka 15 ribu orang, yang 2.200 di antaranya adalah anak-anak.
Sekitar 5.500 warga negara Inggris dan keluarga mereka telah dievakuasi dari Afghanistan. Lebih dari 8.800 warga lokal Afghanistan beserta keluarga mereka juga telah dievakuasi.
Inggris harus mengakhiri misi evakuasinya karena AS tidak bersedia memperpanjang tenggat waktu misi militer di Afghanistan. Taliban menegaskan akan adanya konsekuensi jika tenggat waktu evakuasi diperpanjang.
Baca: Biden Ingatkan Ancaman Serangan Lanjutan di Bandara Kabul
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News