Petugas mengangkut kantung jenazah di area terdampak gempa bumi di Hatay, Turki, 14 Februari 2023. (BULENT KILIC / AFP)
Petugas mengangkut kantung jenazah di area terdampak gempa bumi di Hatay, Turki, 14 Februari 2023. (BULENT KILIC / AFP)

Lebih dari 600 Orang Diperiksa Terkait Gempa Turki, Salah Satunya Wali Kota

Willy Haryono • 26 Februari 2023 13:10
Ankara: Lebih dari 600 orang sedang diselidiki di Turki terkait bangunan yang runtuh dalam guncangan gempa bumi mematikan pada 6 Februari lalu.
 
Melansir dari laman BBC, Minggu, 26 Februari 2023, Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozda? mengatakan bahwa 184 tersangka - termasuk kontraktor konstruksi dan pemilik properti - telah ditangkap.
 
Selama bertahun-tahun, para ahli memperingatkan bahwa korupsi endemik dan kebijakan pemerintah di Turki membuat banyak bangunan baru di negara tersebut menjadi tidak aman terhadap guncangan gempa.

Sejauh ini, korban tewas gabungan akibat gempa di Turki dan Suriah telah melebihi 50.000.
 
Baca juga:  Tak Ditemukan Lagi Penyintas, Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Tembus 50.000
 
Pernyataan Bozdag disampaikan dalam siaran televisi dari tenggara Turki, di mana gempa berkekuatan magnitudo 7,8 melanda dan diikuti gempa kuat lainnya hanya selang beberapa jam kemudian.
 
Komentarnya menunjukkan bagaimana penyelidikan konstruksi bangunan terkait gempa Turki terus meluas. Dua minggu lalu, otoritas Turki mengaku telah mengeluarkan 113 surat perintah penangkapan.
 
Di antara mereka yang telah ditangkap adalah seorang wali kota dari salah satu kota yang dekat dengan tempat terjadinya gempa, lapor media Turki.
 
Lebih dari 160.000 bangunan di Turki runtuh atau rusak parah sejak gempa. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah dampak bencana alam diperparah oleh kegagalan manusia, terutama dalam hal konstruksi bangunan.
 
Partai oposisi dan beberapa pakar konstruksi Turki menuduh pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan gagal menegakkan regulasi bangunan dan berusaha mengalihkan kesalahan secara keseluruhan atas bencana gempa bumi.
 
Mereka mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Turki telah memungkinkan apa yang disebut sebagai 'amnesti' bagi kontraktor yang leluasa melanggar regulasi konstruksi bangunan.
 
Erdogan telah mengakui kekurangannya, tetapi tampaknya menyalahkan takdir atas skala bencana gempa bumi di negaranya.
 
"Hal seperti itu selalu terjadi. Ini bagian dari rencana takdir," sebut Erdogan saat berkunjung ke wilayah bencana baru-baru ini.
 
Dengan pemilihan umum sudah di depan mata, masa depan Erdogan dipertaruhkan setelah 20 tahun berkuasa - dan permohonannya untuk persatuan nasional cenderung tidak dihiraukan sebagian warga.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan