Menlu Prancis Catherine Colonna berharap Swedia dan FInlandia akan segera bergabung dengan NATO. (AFP)
Menlu Prancis Catherine Colonna berharap Swedia dan FInlandia akan segera bergabung dengan NATO. (AFP)

Turki Beri Lampu Hijau, Prancis Harap Finlandia dan Swedia Gabung NATO

Marcheilla Ariesta • 30 Maret 2023 23:12
Paris: Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna berharap aplikasi NATO untuk Swedia dan Finlandia bisa diratifikasi dengan cepat. Hal ini ia sampaikan usai Turki memberi lampu hijau kepada Finlandia untuk bergabung dengan aliansi tersebut.
 
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengacu pada KTT NATO yang akan datang di ibu kota Lithuania pada bulan Juli.
 
"Kami berharap KTT ini akan sukses dan akan ada 32 negara di KTT Vilnius," katanya dilansir dari The Independent, Kamis, 30 Maret 2023.

“Aplikasi Swedia dan Finlandia harus segera diratifikasi,” sambung dia.
 
Baik Swedia maupun Finlandia mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022. Keduanya meninggalkan puluhan tahun ketidaksejajaran setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
 
Dan NATO membutuhkan persetujuan bulat dari anggotanya untuk menerima negara baru.
 
Baca juga: Parlemen Turki Akan Berikan Suara Beri Dukungan Finlandia ke NATO
 
Pada hari Senin, anggota parlemen Hongaria meratifikasi permintaan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Namun, persetujuan tawaran Swedia terhenti karena tentangan dari Turki dan Hungaria.
 
Pemerintah Turki menuduh Swedia terlalu lunak terhadap kelompok yang dianggap sebagai organisasi teror. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Ankara membutuhkan jaminan lebih lanjut sebelum memberikan persetujuan akhir.
 
Sementara itu, anggota partai yang berkuasa di Hungaria mengatakan mereka akan menunggu pemerintah di Stockholm untuk menjernihkan perbedaan pendapat sebelum menjadwalkan pemungutan suara di parlemen. 
 
Pemerintah di Budapest menuduh bahwa beberapa politisi Swedia telah membuat pernyataan mengejek tentang kondisi demokrasi Hungaria dan berperan aktif dalam memastikan miliaran dana Uni Eropa dibekukan atas dugaan pelanggaran aturan hukum dan demokrasi.
 
Di Vilnius, Colonna mengatakan bahwa Rusia harus mempertimbangkan kembali rencana yang baru diumumkan untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia.
 
Negara itu memang memiliki hubungan militer yang erat dengan Rusia dan merupakan tempat persiapan untuk invasi Moskow ke negara tetangga Ukraina tahun lalu.
 
“Prancis mengutuk rencana Rusia karena terkait dengan destabilisasi Eropa. Kami ingin keputusan ini dipertimbangkan kembali, dan akan sangat baik jika (Presiden Rusia) Vladimir Putin mencabut keputusan itu,” kata Colonna.
 
Langkah Rusia untuk menempatkan senjata atom taktis di Belarus datang sebagai tanggapan atas dukungan militer Barat yang meningkat untuk Ukraina. 
 
Putin mengumumkan rencana itu dengan mengatakan, hal tersebut dipicu oleh keputusan Inggris pekan lalu untuk memberi Ukraina peluru penembus baja yang mengandung depleted uranium.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan