Dengan invasi Rusia ke Ukraina memasuki bulan kesembilan, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam surat 2 November lalu meminta empat drone MQ-1C Gray Eagle kepada AS. Sedangkan dalam dokumen terpisah, untuk kali pertamanya ia meminta rudal anti-drone ke Negeri Paman Sam.
Drone Gray Eagle, masing-masing seharga USD10 juta, dan anti-drone AGM-114L atau LONGBOW, dapat meningkatkan pertahanan udara sipil Ukraina. Senjata itu diharapkan dapat membantu melawan meningkatnya penggunaan drone kamikaze buatan Iran oleh Rusia.
AS pernah menolak permintaan Ukraina mengenai drone. Washington khawatir drone itu dapat dengan mudah ditembak jatuh.
Ketika didorong mundur oleh pasukan Ukraina di beberapa daerah, militer Rusia meningkatkan serangan bulan lalu terhadap infrastruktur sipil, seperti jaringan listrik dan sistem air. Ukraina mengatakan, serangkaian serangan tersebut menghancurkan lebih dari sepertiga infrastruktur energi.
Rusia mengakui sengaja menargetkan infrastruktur energi di Ukraina, tetapi menyangkal membidik warga sipil.
AS telah memberikan bantuan militer sekitar USD17,9 miliar ke Ukraina sejak Rusia meluncurkan "operasi militer khusus" pada 24 Februari.
Letnan Kolonel Garron Garn, juru bicara Pentagon, menolak mengomentari permintaan khusus Ukraina. "Dukungan kami berfokus pada peralatan yang relevan untuk pertarungan saat ini," kata Garn dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Al Arabiya, Selasa, 15 November 2022.
Kemajuan Teknologi
Dalam suratnya, Reznikov mengakui transfer MQ-1C Grey Eagle, yang dibuat oleh General Atomics, sangat 'rumit.' Namun, ia mengatakan sistem pertahanan drone dapat menggagalkan kemampuan Rusia untuk menyerang jauh ke wilayah Ukraina.Jika dipasangkan dengan varian rudal Hellfire anti-drone, Grey Eagles dapat berpatroli di ruang udara sipil jauh dari area garis depan yang dipertahankan sistem anti-udara Rusia.
"Serangan di belakang garis depan menimbulkan tantangan besar bagi sistem pertahanan udara saat ini," kata Reznikov dalam suratnya.
Sejauh ini Ukraina mengandalkan campuran teknologi era Uni Soviet dan senjata bantuan dari Barat. Tetapi Ukraina tidak memiliki sistem pertahanan udara terintegrasi, sehingga membuat infrastruktur sipil rentan terkena serangan.
Di fase awal invasi Rusia, Ukraina meminta sistem MQ-1C Gray Eagle untuk menggunakan rudal Hellfire dalam menembak jatuh pesawat Rusia dan rudal jelajah. Tetapi Pentagon menolak rencana itu, karena para pejabat AS khawatir Rusia mungkin dapat menembak jatuh drone dan mencuri teknologinya.
The Grey Eagle, versi Angkatan Darat dari drone Predator, memiliki jangkauan operasional sejauh 25.000 kaki dan terbang hingga 30 jam atau lebih. Drone ini dapat mengumpulkan data intelijen dan membawa hingga delapan rudal Hellfire.
Baca: Zelensky Tuduh Iran Berbohong Mengenai Pengiriman Drone ke Rusia
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id