Petugas forensik melakukan penyelidikan di sekitar lokasi pengeboman di Liverpool. Foto: AFP
Petugas forensik melakukan penyelidikan di sekitar lokasi pengeboman di Liverpool. Foto: AFP

Pengebom di Liverpool Beli Bahan Peledak Sejak 6 Bulan Lalu

Fajar Nugraha • 18 November 2021 08:00
London: Tersangka yang tewas dalam ledakan taksi Liverpool menghabiskan setidaknya enam bulan untuk membeli komponen bom. Menurut polisi Inggris, pelaku tampaknya telah bertindak sendiri.
 
Emad Al Swealmeen, 32, meninggal ketika sebuah ledakan merobek kabin tempat dia menjadi penumpang taksi saat berhenti di luar Rumah Sakit Wanita Liverpool pada Minggu pagi. Sopir taksi terluka.
 
Baca: Polisi Umumkan Identitas Pelaku Ledakan di Liverpool.

Russ Jackson, kepala kepolisian kontraterorisme untuk barat laut Inggris, mengatakan, Al Swealmeen telah menyewa sebuah properti di kota itu pada April dan telah melakukan "pembelian yang relevan" untuk sebuah perangkat setidaknya sejak saat itu.
 
Jackson mengatakan penyelidik sejauh ini belum menemukan orang lain yang "mengkhawatirkan". Detektif juga mengumpulkan rincian kehidupan Al Swealmeen dan mengatakan seorang kerabat memberi tahu mereka bahwa dia lahir di Irak.
 
“Dia mengajukan suaka di Inggris pada 2014, tetapi ditolak. Tidak jelas apa status hukumnya pada saat pengeboman,” kata pihak berwenang.
 
Polisi juga telah mengonfirmasi bahwa Al Swealmeen dirawat di masa lalu karena penyakit mental. Pendeta di dua gereja Liverpool mengatakan Al Swealmeen telah berpindah agama dari Islam ke Kristen dan tampak tulus dalam imannya.
 
Joy Gambardella, seorang pembaca awam di Gereja Emmanuel di kota itu, mengatakan bahwa Al Swealmeen adalah seorang "Kristen yang berkomitmen".
 
Baca: Polisi Inggris Tetapkan Ledakan Mobil Liverpool sebagai Tindakan Teroris.
 
“Dia dulu suka membuat kue dan dia melakukan kursus membuat kue. Dia juga membuat pizza,” kata Gambardella.
 
“Dia biasa membuat kue untuk gereja dan menjualnya. Saya tidak akan pernah berharap dia bisa melakukan hal seperti itu, selamanya,” imbuh Gambardella.
 
Penyelidik masih berusaha menentukan motif serangan itu, dan apakah Rumah Sakit Wanita Liverpool adalah target yang dimaksud.
 
Sopir taksi, David Perry, melarikan diri dari kendaraan sebelum dilalap api. Dia dirawat di rumah sakit dan dibebaskan. Tingkat ancaman resmi Inggris dinaikkan dari substansial menjadi parah – yang berarti serangan sangat mungkin terjadi – setelah ledakan itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan