Ratusan warga berunjuk rasa menyerukan pembebasan kritikus Belarusia, Roman Protasevich, di Warsawa pada Sabtu, 29 Mei 2021. (Wojtek RADWANSKI / AFP)
Ratusan warga berunjuk rasa menyerukan pembebasan kritikus Belarusia, Roman Protasevich, di Warsawa pada Sabtu, 29 Mei 2021. (Wojtek RADWANSKI / AFP)

Ratusan Warga Polandia dan Lithuania Serukan Pembebasan Kritikus Belarusia

Willy Haryono • 30 Mei 2021 09:58
Warsawa: Ratusan orang di Polandia dan Lithuania berkumpul dalam aksi unjuk rasa mendukung kritikus Pemerintah Belarusia, Roman Protasevich, pada Sabtu kemarin. Mereka juga menyerukan agar Protasevich segera dibebaskan setelah ditangkap otoritas Belarusia dalam sebuah penerbangan komersial.
 
Penahanan Protasevich dan kekasihnya telah memicu kemarahan global. Uni Eropa bahkan menyerukan kepada sejumlah maskapai untuk menghindari ruang udara Belarusia.
 
Baca:  Bela Belarusia, Rusia Larang Pesawat Eropa Masuk Negaranya

Selain di Polandia dan Lithuania, aksi mendukung Protasevich sekaligus mengecam pemerintahan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berlangsung di Amerika Serikat dan Australia.
 
Protasevich dan kekasihnya, Sofia Sapega, sedang dalam perjalanan dari Yunani menuju Lithuania pada Minggu pekan kemarin. Namun pesawat maskapai Ryanair yang mereka tumpangi dialihkan ke Minsk dengan alasan adanya ancaman bom, yang ternyata terbukti tidak benar.
 
Saat mendarat, keduanya langsung ditahan otoritas keamanan Belarusia,
 
"Saya menyerukan kepada semua negara UE dan AS untuk membantu membebaskan Roman dan Sofia serta semua orang yang dipenjara," tutur ibu Protasevich, Natalia, dalam sebuah unjuk rasa di ibu kota Polandia, Warsawa.
 
"Kami ingin hidup di negara bebas, di sebuah negara di mana semua orang berhak mengekspresikan keyakinan mereka," ungkap ayah Protasevich, Dmitry.
 
Demonstran di Warsawa mengibarkan bendera oposisi Belarusia yang berwarna merah dan putih, serta membawa spanduk bertuliskan "Bantu Belarusia" dan "Kebebasan untuk Belarusia."
 
"Situasi sudah semakin memburuk saat ini. Itulah mengapa kami harus melakukan sesuatu, memperlihatkan kepada mereka (yang ada di Belarusia) bahwa mereka tidak sendiri," sebut Natallia Burak, seorang warga Belarusia yang tinggal di Warsawa, kepada kantor berita AFP.
 
"Sebagai warga Belarusia, kami sering melihat hal-hal liar yang tak dapat diterima," teriak seorang demonstran lainnya.
 
Lukashenko, yang berkuasa di Belarusia selama 27 tahun, mendapat julukan "diktator terakhir Eropa." Pria 66 tahun itu terus berusaha membungkam suara kritik serta menahan banyak tokoh oposisi. Ada juga beberapa tokoh oposisi Belarusia yang memilih pergi ke negara lain.
 
Salah satu tokoh yang pergi dari Belarusia adalah Svetlana Tikhanovskaya. Ia sudah hidup terasing di Lithuania sejak Agustus tahun lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan