Berdasarkan ketentuan perjanjian baru, jaksa Departemen Kehakiman akan menuntut hukuman 62 bulan. Itu setara dengan jumlah waktu yang dihabiskan Assange di penjara dengan keamanan tinggi di London saat ia berjuang untuk ekstradisi ke AS.
“Kesepakatan pembelaan ini akan menghargai waktu yang diberikan, sehingga memungkinkan Assange untuk segera kembali ke Australia, negara asalnya,” demikian dikutip dari CNN, Selasa, 25 Juni 2024.
Kesepakatan pembelaan masih harus disetujui oleh hakim federal.
Assange telah menghadapi 18 dakwaan dari dakwaan 2019 atas dugaan perannya dalam pelanggaran yang membawa hukuman maksimal hingga 175 tahun penjara, meskipun ia tidak mungkin dijatuhi hukuman penuh selama jangka waktu tersebut.
Assange dikejar oleh otoritas AS karena menerbitkan catatan rahasia militer yang diberikan oleh mantan analis intelijen Angkatan Darat Chelsea Manning pada 2010 dan 2011.
Para pejabat AS menuduh Assange mendorong Manning untuk mendapatkan ribuan halaman kabel diplomatik AS tanpa filter yang berpotensi membahayakan sumber-sumber rahasia, laporan aktivitas penting terkait perang Irak, dan informasi terkait tahanan Teluk Guantanamo.
Presiden AS Joe Biden dalam beberapa bulan terakhir telah menyinggung kemungkinan kesepakatan yang didorong oleh pejabat pemerintah Australia untuk mengembalikan Assange ke Australia.
“Pejabat FBI dan Departemen Kehakiman menentang kesepakatan apa pun yang tidak menyertakan pengakuan bersalah Assange,” kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut kepada CNN.
Bulan lalu, pengadilan Inggris memutuskan bahwa Assange mempunyai hak untuk mengajukan banding atas tantangan terakhirnya terhadap ekstradisi ke AS. Hal ini memberikan kemenangan baginya dalam perjuangannya selama bertahun-tahun untuk menghindari penuntutan di Amerika atas dugaan kejahatannya.
Baca juga: Inggris Minta AS Beri Jaminan Pendiri WikiLeaks Tak Akan Dihukum Mati
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News