Menurut keterangan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, kementerian kesehatan dan regulator obat-obatan di sejumlah negara telah melaporkan adanya tawaran penyediaan vaksin yang mencurigakan.
Tawaran disampaikan pihak-pihak tertentu di saat permintaan vaksin Covid-19 belum terpenuhi di sejumlah negara. "WHO menyadari adanya vaksin palsu yang dijual di internet," ujar Tedros, dilansir dari laman Xinhua pada Sabtu, 27 Maret 2021.
"Ada juga laporan mengenai sejumlah grup kriminal yang menggunakan ulang botol-botol kosong vaksin Covid-19," sambunngya.
Baca: Polisi Tiongkok Tangkap 70 Tersangka Pengedar Vaksin Palsu
Masih di hari yang sama, WHO mengeluarkan peringatan mengenai vaksin palsu Covid-19 berlabel BNT162b2. Vaksin tersebut terdeteksi di Meksiko pada Februari lalu.
WHO menyebut vaksin palsu tersebut dipasok dan disuntikkan kepada sejumlah pasien di luar program vaksinasi resmi. Vaksin tersebut dikhawatirkan masih ada di luar sana, dan "terus diberikan kepada sejumlah pasien di luar program vaksinasi."
Vaksin asli BNT162b2 dapat mencegah infeksi dan gejala-gejal Covid-19 di tubuh individu yang berusia di atas 16 tahun.
"Pemalsuan vaksin Covid-19 merupakan risiko serius terhadap kesehatan publik global. Merupakan hal penting untuk mengidentifikasi vaksin-vaksin palsu ini dan menyingkirkannya dari sirkulasi," ucap WHO.
Tedros menyarankan publik untuk tidak membeli vaksin di luar program pemerintah. Ia juga meminta semua orang untuk melaporkan segala bentuk penjualan vaksin Covid-19 yang mencurigakan ke otoritas masing-masing negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News