Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh. (AFP)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh. (AFP)

Dialog Nuklir Iran Putaran ke-8 Dilanjutkan di Wina Selasa Besok

Willy Haryono • 07 Februari 2022 20:03
Wina: Dialog nuklir Iran putaran kedelapan untuk menghidupkan kembali perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) akan dilanjutkan di Wina, Austria pada Selasa besok. Pengumuman disampaikan Uni Eropa sebagai pihak yang berkoordinasikan kelanjutan negosiasi program nuklir Iran.
 
Mikhail Ulyanov, utusan Rusia untuk dialog nuklir Iran, mengatakan bahwa pertemuan di Wina terlihat seperti "sudah berada di fase akhir."
 
Menurutnya, "determinasi kuat dan upaya enerjik" diperlukan agar perjanjian nuklir Iran, JCPOA, dapat kembali dihidupkan setelah pertama kali disepakati di tahun 2015.

Negosiasi JCPOA dihentikan selama sepekan, dan para utusan pihak terkait kembali ke negara mereka masing-masing.
 
AS telah melonggarkan beberapa sanksi terkait JCPOA pekan lalu. Namun menurut AS, pelonggaran sanksi ini bukan indikasi bahwa JCPOA telah dihidupkan kembali sepenuhnya.
 
Iran menilai pelonggaran sanksi tersebut sebagai langkah yang "baik namun belum cukup."
 
"Isu pencabutan sanksi dan benefit dari langkah tersebut merupakan isu utama bagi kami," kata Saeed Khatibzadeh, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, dilansir dari The National, Senin, 7 Februari 2022.
 
"Washington telah memutuskan untuk mengambil sebuah langkah yang tidak berdampak terhadap perekonomian Iran. Pemerintahan AS yang bertanggung jawab seharusnya kembali kepada perjanjian (JCPOA) dan memenuhi semua tanggung jawab mereka," sambungnya.
 
Khatibzadeh mengatakan, dialog nuklir JCPOA telah menghasilkan kemajuan di beberapa area negosiasi. "Hari ini, kerangka dan outlook dari perjanjian sudah jelas sepenuhnya," ucapnya.
 
Pada 2018, Donald Trump yang menjabat posisi presiden AS secara sepihak menarik diri dari JCPOA. Tidak hanya itu, ia juga menjatuhkan kembali serangkaian sanksi ekonomi terhadap Iran.
 
Di bawah JCPOA, Iran berjanji untuk membatasi program nuklir mereka sebagai balasan atas pelonggaran atau pencabutan sanksi ekonomi. Namun karena AS mundur dari perjanjian tersebut, Iran juga ikut-ikutan melanggar JCPOA dengan meningkatkan pengayaan uranium -- salah satu bahan utama senjata nuklir.
 
Saat pemerintahan AS berganti dari Trump ke Joe Biden, Washington terindikasi hendak memulihkan kembali JCPOA melalui serangkaian dialog di Wina.
 
Baca:  Tiongkok Sebut AS Bertanggung Jawab Penuh atas Perjanjian Nuklir Iran

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan