Washington: Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui kementerian luar negerinya mengatakan bahwa sudah waktunya "memfinalisasi" kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza yang sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller berbicara sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak menyepakati gencatan senjata meski ada tekanan domestik dan internasional menyusul evakuasi enam jenazah sandera oleh militer Israel dari Gaza.
"Masih ada puluhan sandera tersisa di Gaza, masih menunggu kesepakatan yang akan membawa mereka pulang. Sudah waktunya untuk menyelesaikan kesepakatan itu," ucap Miller, mengutip dari Gulf Times, Rabu, 4 September 2024.
"Rakyat Israel tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Rakyat Palestina, yang juga menderita dampak mengerikan dari perang ini, tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Dunia tidak dapat menunggu lebih lama lagi,” sambungnya.
Miller mengatakan Washington akan bekerja "selama beberapa hari mendatang" dengan sesama mediator Mesir dan Qatar "untuk mendorong kesepakatan akhir.”
John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, menyuarakan sentimen ini, dengan mengatakan, "kami yakin kami dapat menutup" kesepakatan gencatan senjata.
Mesir pada hari Selasa kemarin menolak tuduhan bahwa perbatasan Gaza-nya digunakan untuk mempersenjatai Hamas, dan menuduh Netanyahu berusaha "mengalihkan perhatian publik Israel dan menghalangi tercapainya kesepakatan gencatan senjata.”
"Kami menentang kehadiran jangka panjang pasukan IDF di Gaza," kata Miller, mengacu pada Pasukan Pertahanan Israel.
Hamas telah lama menuntut penarikan penuh Israel dari Gaza, dan pejabat Mesir telah menolak kehadiran militer Israel di perbatasan.
Baca juga: Hamas Tegaskan Kematian Sandera Adalah Tanggung Jawab Netanyahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di