Zakharova dalam sebuah konferensi pers di Moskow mengatakan bahwa tujuan dari sabotase ini adalah untuk menghidupkan kembali minat Barat yang semakin berkurang terhadap Ukraina dan mendorong pendanaan tambahan.
"Kami tidak mengecualikan sebuah organisasi provokasi anti-Rusia lainnya yang menggunakan zat beracun buatan Barat, untuk kemudian memulai kampanye baru di struktur PBB dan media dunia untuk menuduh negara kami dengan dugaan penggunaan senjata kimia yang disengaja," kata Zakharova dilansir dari Anadolu, Kamis, 28 Desember 2023.
Juru bicara tersebut mencatat bahwa menurut informasi intelijen yang ada, Badan Keamanan Ukraina (SBU) membeli zat-zat yang tercantum dalam daftar Konvensi Senjata Kimia yang wajib dideklarasikan setiap tahun oleh negara-negara penandatangan.
Baca: Ukraina Terlambat Dapatkan Senjata, Akankah Perang Akan Berlanjut Hingga 2024?. |
"Menurut para ahli Rusia, bahan kimia ini dapat digunakan oleh SBU untuk memproduksi agen perang kimia untuk melakukan tindakan provokatif berskala terbatas di wilayah yang dikendalikan oleh rezim Kiev di daerah operasi pasukan kami," kata Zakharova.
Zakharova mengkritik negara-negara Barat yang mendukung Ukraina dan memperingatkan bahwa Rusia mungkin akan mengangkat isu kompensasi untuk kerusakan yang ditimbulkan di masa depan.
Menanggapi kemungkinan pengiriman rudal buatan Jepang untuk sistem pertahanan udara Patriot buatan AS ke Ukraina, Zakharova mengatakan bahwa Moskow akan melihat tindakan seperti itu sebagai tindakan yang "tidak bersahabat."
"Jika rudal Jepang mencapai angkatan bersenjata Ukraina, hal itu akan dianggap sebagai tindakan permusuhan, yang akan menimbulkan konsekuensi serius bagi Jepang dalam hubungan bilateral," ia memperingatkan.
Mengomentari tuduhan diplomat tinggi Uni Eropa Josep Borrell tentang ancaman Rusia, Zakharova mengatakan bahwa Borrell menggunakan topik ini untuk mengalihkan perhatian dari masalah ekonomi Uni Eropa.
Beralih ke situasi di Serbia, Zakharova mengatakan bahwa protes-protes yang terjadi setelah pemilihan umum pada tanggal 17 Desember diorganisir dari luar. Menurut penilaiannya, kekuatan-kekuatan eksternal berusaha untuk menerapkan skenario Ukraina di negara Balkan tersebut namun gagal.
Lebih lanjut Zakharova mengkritik keputusan Korea Selatan untuk melarang impor ratusan barang ke Rusia, dengan mengatakan bahwa pembatasan ini akan merusak perdagangan bilateral dan berdampak negatif pada seluruh hubungan.
"Kami berhak untuk mengambil tindakan pembalasan, dan tidak harus bersifat simetris. Jangan sampai mereka terkejut nantinya," kata Zakharova.
Mengenai hubungan Rusia dengan Armenia, yang telah berpaling ke Barat, Zakharova mengatakan bahwa tahun ini merupakan tahun yang sulit bagi hubungan bilateral, tetapi Moskow siap untuk mencari solusi yang dapat diterima bersama. (Kanaya Hairunissa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News