"Kebijakan kekacauan kreatif yang diadopsi pemerintahan Amerika Serikat di kawasan kita untuk melayani kepentingan geopolitik dan egois mereka telah menyebabkan destabilisasi dan ketidakamanan," kata Sabbagh , dalam pidato di Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Selasa, 26 September 2023.
Ia mengatakan AS telah menghabiskan miliaran dolar untuk menghancurkan pencapaian pembangunan yang telah dicapai selama beberapa dekade. Ia juga menuding Washington berkontribusi pada munculnya fenomena ekstremisme dan terorisme.
Melansir dari laman UN Geneva, Piagam PBB dan instrumen internasional lainnya juga tidak luput dari dampak "kekacauan Amerika" ini, tegas Sabbagh.
Menurutnya, dalam satu dekade terakhir ini, telah terjadi "meningkatnya kecenderungan untuk salah menafsirkan dan menerapkan ketentuan Piagam PBB, memanipulasi perjanjian dan kesepakatan internasional, serta politisasi hak asasi manusia."
Baca juga: Serangan AS di Suriah Tewaskan Pemimpin Senior ISIS
Dataran Tinggi Golan Suriah
Salah satu prinsip utama Piagam PBB adalah integritas kedaulatan semua negara, lanjutnya, dan menyoroti "pelanggaran yang dilakukan oleh Israel di Dataran Tinggi Golan," dan menunjukkan bahwa setiap akuisisi wilayah negara lain dengan paksa adalah tindakan tidak sah.""Dan setiap kehadiran militer ilegal di wilayah negara berdaulat mana pun merupakan pelanggaran nyata terhadap Piagam PBB ini, dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional yang harus segera diakhiri dan tanpa syarat," tegas Sabbagh.
Ia menyampaikan bahwa Israel telah menduduki tanah-tanah Arab di Palestina dan Golan Suriah sejak 1967 hingga saat ini, yang mengubah komposisi demografi dan struktur kelembagaan, terutama melalui upaya untuk memaksakan kewarganegaraan Israel secara paksa kepada masyarakat Golan.
"Ini adalah bentuk pelanggaran berat yang paling keji terhadap Piagam PBB dan hukum humaniter internasional," tutur Sabbagh.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id