Pengungsi etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh tiba di Goris, Armenia, 29 September 2023. (ALAIN JOCARD / AFP)
Pengungsi etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh tiba di Goris, Armenia, 29 September 2023. (ALAIN JOCARD / AFP)

Lebih dari 100.000 Pengungsi Tinggalkan Nagorno-Karabakh ke Armenia

Willy Haryono • 30 September 2023 16:18
Stepanakert: Lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh, kata Pemerintah Armenia.
 
Artinya, hampir seluruh penduduk di daerah kantong etnis Armenia di Nagorno-Karabakh telah pergi sejak Azerbaijan merebut wilayah sengketa tersebut sepenuhnya pekan lalu.
 
Azerbaijan mengatakan pihaknya ingin mengintegrasikan kembali wilayah tersebut dan memperlakukan penduduknya secara setara, namun juru bicara Armenia mengatakan hal tersebut hanyalah sebuah "kebohongan."

Nagorno-Karabakh, yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, telah dipimpin oleh etnis Armenia selama tiga dekade. Wilayah pegunungan di Kaukasus Selatan didukung oleh Armenia, tetapi juga oleh sekutunya, Rusia.
 
Setidaknya 200 warga etnis Armenia dan puluhan tentara Azerbaijan tewas saat tentara Azerbaijan menyerbu masuk. Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, kelompok separatis etnis Armenia setuju untuk meletakkan senjata.
 
Pemimpin Republik Nagorno-Karabakh yang mendeklarasikan diri mereka sendiri mengatakan negara itu akan lenyap pada tahun baru.
 
Melansir dari laman BBC, Sabtu, 30 September 2023, Nazeli Baghdasaryan, juru bicara perdana menteri Armenia, mengatakan jumlah pengungsi yang memasuki negara itu sejak sepekan terakhir mencapai 100.417 jiwa, dari perkiraan populasi Nagorno-Karabakh di angka 120.000.

Mereka yang Tersisa di Nagorno-Karabakh

Badan pengungsi PBB (UNHCR) juga menyatakan bahwa 100.000 orang telah melarikan diri, dan menyatakan bahwa banyak dari mereka yang "kelaparan, kelelahan dan membutuhkan bantuan darurat."
 
Artak Beglaryan, mantan pejabat separatis Armenia, mengatakan bahwa "kelompok terakhir" penduduk Nagorno-Karabakh sedang dalam perjalanan ke Armenia pada hari Sabtu ini.
 
"Paling banyak yang tersisa hanya beberapa ratus orang, sebagian besar adalah pejabat, pegawai layanan darurat, relawan, dan beberapa orang berkebutuhan khusus," tulisnya di media sosial.
 
Selain korban tewas dalam operasi militer Azerbaijan, sedikitnya 170 orang tewas dalam ledakan besar di depot bahan bakar di Nagorno-Karabakh pada hari Senin lalu.
 
Belum jelas apa yang menyebabkan ledakan di dekat kota utama Khankendi, yang oleh orang Armenia dikenal sebagai Stepanakert.
 
PBB mengatakan pihaknya akan mengirim misi ke Nagorno-Karabakh untuk kali pertama dalam hampir 30 tahun terakhir untuk mengawasi situasi kemanusiaan di sana.
 
Baca juga:  Pertama dalam Hampir 30 Tahun, PBB Akan Kunjungi Nagorno-Karabakh
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan