Menyampaikan pidato di Teater Amare di Den Haag, Macron mengatakan konsep tersebut mungkin pernah terdengar seperti hanya "gagasan Prancis," atau bahkan "angan-angan," tetapi menunjukkan bahaya Eropa yang terlalu bergantung pada kekuatan lain dan tidak dapat membuat keputusan sendiri.
"Identitas dan kedaulatan saling terkait," kata Macron, seperti dikutip dari laman CGTN, Rabu, 12 April 2023.
"Jika Anda menerima untuk kehilangan kedaulatan Anda, jika Anda menerima untuk bergantung pada kekuatan lain, Anda menempatkan diri Anda dalam situasi untuk tidak memutuskan sendiri, dan tidak bertanggung jawab untuk terus melestarikan dan mengembangkan identitas Anda sendiri," ungkapnya.
"Kita harus bisa memilih pasangan kita dan membentuk takdir kita sendiri daripada, menurut saya, hanya menjadi saksi evolusi dramatis dunia ini," tutur Macron.
Ia menambahkan bahwa pandemi Covid-19 dan konflik militer merupakan peringatan, di saat Eropa menemukan betapa bergantungnya Benua Biru pada negara-negara lain.
Macron memulai kunjungan kenegaraan dua hari ke Belanda pada Selasa, 11 April, atas undangan Raja Belanda Willem-Alexander.
Kunjungannya akan "menegaskan kembali hubungan baik antara kedua negara," kata Kerajaan Belanda dalam sebuah siaran pers.
Kedua negara "bekerja sama menuju otonomi strategis Eropa sambil mempertahankan ekonomi terbuka, yang akan meningkatkan keamanan Uni Eropa dan mengurangi ketergantungannya," lanjut rilis tersebut.
Baca juga: Macron: Eropa Jangan Jadi Pengikut AS atau Tiongkok Soal Taiwan
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News