Dalam pemilu Turki pada Minggu, 14 Mei 2023, Ogan secara mengejutkan meraih lebih dari 5 persen suara walau dirinya adalah pendatang baru di dunia politik.
"Ia mendapat cukup banyak suara untuk mencegah mereka (Erdogan dan Kilicdaroglu) dalam mencapai kemenangan 50 persen, memaksa pemilu berlanjut ke putaran kedua," ucap analis Soner Cagaptay kepada kantor berita Al Jazeera.
Ia mengatakan Erdogan dan Kilicdaroglu dipastikan akan mencoba menggandeng Ogan di putaran kedua. Namun menurut Cagaptay, pemimpin Program Riset Turki di Washington Institute, Erdogan yang berhaluan lebih konservatif kemungkinan akan lebih diuntungkan.
Kemal Kilicdaroglu, pemimpin partai CHP yang berhaluan sekuler, dikenal memiliki posisi yang sangat pro Barat. Hal ini akan mempengaruhi kebijakan luar negeri Turki jika ia menang dalam pemilu presiden.
Kebijakan tersebut, tentunya akan cenderung mengikuti yang dilakukan Barat, termasuk dalam hal perang Rusia-Ukraina. Selama ini, Turki memilih netral dalam perang tersebut.
Sejauh ini berdasarkan penghitungan AJLabs dengan total suara yang dihitung mencapai 97,45 persen, Erdogan masih memimpin dengan raihan 49,4 persen suara. Sementara Kilicdaroglu mengekor di angka 45 persen, Ogan 5,3 persen dan Muharrem Ince 0,4 persen.
Suara Ince tetap dihitung Komisi Elektoral Turki meski dirinya sudah menyatakan mundur beberapa hari menjelang pemilu. Ini dilakukan karena secara teknis tidak mungkin Ince bisa disingkirkan, karena surat suara dengan wajahnya sudah tercetak di seantero negeri.
Sementara itu di Ankara, tepatnya di markas besar partai AKP, Erdogan mengeklaim bahwa dirinya unggul 2,6 juta suara dari Kilicdaroglu.
"Sepanjang kehidupan politik kita, tanpa pengecualian, kita selalu menghormati keputusan nasional. Kita juga menghormatinya dalam pemilu kali ini, dan juga di pemilu berikutnya," tutur Erdogan.
Di tempat terpisah, Kilicdaroglu menuduh kamp petahana Recep Tayyip Erdogan terus menentang hasil dari sejumlah kota suara untuk memblokir sistem pemilihan umum.
"Ada beberapa kotak suara yang ditentang enam hingga 11 kali," kata Kilicdaroglu. "Anda telah menghalangi keinginan rakyat Turki," sambungnya.
Baca juga: Pejabat Jerman Sebut Pemilu Turki 'Kesempatan Terakhir' Singkirkan Erdogan
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News