Dalam sebuah pernyataan, Kemenhan Rusia mengatakan bahwa kapal patroli Vasily Bykov melepaskan tembakan dengan senjata otomatis ke Sukru Okan setelah kaptennya tidak menanggapi permintaan untuk inspeksi.
"Untuk menghentikan kapal secara paksa, tembakan peringatan telah dilepaskan dari senjata otomatis," kata Kemenhan Rusia, dikutip dari laman Independent.co.uk.
Sebuah helikopter Ka-29 yang membawa tentara Rusia kemudian dikerahkan untuk memeriksa kapal tersebut.
Sementara Rusia mengeklaim kapal itu bertolak menuju pelabuhan Izmail Ukraina, data pengiriman Refinitiv menunjukkan Sukru Okan berlayar menuju utara ke arah pantai Bulgaria.
"Setelah kelompok inspeksi menyelesaikan pekerjaannya di atas kapal, Sukru Okan melanjutkan perjalanannya ke pelabuhan Izmail," sebut Kemenhan Rusia.
Database pengiriman mencantumkan Sukru Okan sebagai kapal berbendera Palau dengan tonase 2155 yang pelabuhan rumahnya adalah Istanbul.
Laut Hitam menangani sekitar 95 persen ekspor biji-bijian Ukraina sebelum terjadinya invasi Rusia, menurut Joseph Glauber, peneliti senior di International Food Policy Research Institute.
Awal bulan lalu, Rusia mengakhiri kesepakatan biji-bijian yang ditengahi PBB. Perjanjian itu memastikan Ukraina dapat mengirimkan produk pertaniannya ke pasar global melalui Laut Hitam, dan Moskow pernah memperingatkan bahwa mereka akan menganggap semua kapal yang menuju ke perairan Ukraina berpotensi membawa senjata.
Ukraina, pemasok utama jagung, gandum, jelai, dan minyak sayur ke dunia, telah mengirimkan 32,9 juta metrik ton biji-bijian di bawah kesepakatan dengan Rusia yang dimediasi PBB dan Turki untuk meredakan krisis pangan global. Perjanjian itu telah dapat mengekspor tambahan dua juta hingga 2,5 juta metrik ton setiap bulan melalui Sungai Danube, jalan raya dan kereta api via Eropa.
Respons Ukraina terhadap sikap Rusia, termasuk serangan drone laut terhadap tanker dan kapal perang Moskow di pangkalan angkatan laut Novorossiysk, menambah bahaya baru di bidang transportasi di perairan Laut Hitam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News