Berbicara di PBB tak lama setelah pidato menantang oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi, Biden memberi hormat kepada para pengunjuk rasa sambil memperbarui dukungannya untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Teheran.
"Hari ini kami berdiri bersama warga negara pemberani dan wanita pemberani Iran yang saat ini berdemonstrasi untuk mengamankan hak-hak dasar mereka," kata Biden kepada Majelis Umum, dilansir dari AFP, Kamis, 22 September 2022.
Kemarahan publik telah berkobar di republik Islam itu sejak pihak berwenang pada Jumat lalu, mengumumkan kematian Mahsa Amini, gadis berusia 22 tahun. Ia ditahan karena diduga mengenakan jilbab dengan cara yang "tidak pantas".
Baca juga: Perempuan Iran Bakar Hijab, Protes Aturan Berpakaian Terus Berlanjut
Aktivis mengatakan wanita itu, yang nama depan Kurdinya adalah Jhina, mengalami pukulan fatal di kepala, klaim yang dibantah oleh para pejabat, yang telah mengumumkan penyelidikan.
Beberapa demonstran wanita dengan berani melepas jilbab mereka dan membakarnya di api unggun atau secara simbolis memotong rambut mereka.
"Tidak untuk jilbab, tidak untuk sorban, ya untuk kebebasan dan kesetaraan!" teriak para pengunjuk rasa di Teheran.
Media pemerintah Iran melaporkan bahwa unjuk rasa jalanan telah menyebar ke 15 kota, dengan polisi menggunakan gas air mata dan melakukan penangkapan untuk membubarkan kerumunan hingga 1.000 orang.
Amnesty International mengatakan telah mencatat kematian delapan orang - enam pria, satu wanita dan seorang anak. Sebanyak empat di antaranya ditembak oleh pasukan keamanan dari jarak dekat dengan pelet logam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News