Menurutnya, negara-negara lain selain Turki memiliki agenda tertentu saat melibatkan diri dengan konflik Rusia-Ukraina. Ia menegaskan hanya Turki yang tulus dalam mendorong solusi damai dalam perang antar dua negara bertetangga tersebut.
"Oleh karenanya, kami bertekad memobilisasi inisiatif di semua level dengan segala cara untuk secepat mungkin mengakhiri perang ini," kata Kalin, dikutip dari laman Yeni Safak pada Sabtu, 24 September 2022.
Mengenai referendum sepihak di empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia, Kalin menyebutnya sebagai cara yang salah dalam menyelesaikan konflik. "Komunitas internasional tidak akan mengakuinya," sebut Kalin.
Negara-negara Barat mengecam keras referendum tersebut, yang dinilai hanya akal-akalan Rusia dalam mencaplok lebih banyak wilayah dari Ukraina.
Sementara itu mengenai pertukaran narapidana antara Rusia dan Ukraina yang telah dimediasi Turki, Kalin mengatakan Ankara telah menggelar sejumlah pertemuan mengenai isu tersebut. Negosiasi pertukaran tahanan diselesaikan dalam pertemuan di Uzbekistan.
Rabu kemarin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Rusia dan Ukraina telah bertukar 200 tahanan sebagai hasil dari mediasi Turki.
Sebelumnya, Turki bersama PBB juga telah berhasil memediasi perjanjian ekspor pangan dari Rusia dan Ukraina.
Baca: Krisis Energi di Eropa Makin Parah, Erdogan Salahkan Sanksi ke Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News