"Sekitar pukul 08.25, sebuah pesawat musuh terkena tembakan dari arah selatan. Pada 08.46, dua pesawat musuh lainnya juga ditembak jatuh," kata juru bicara Kemenhan Armenia, Shushan Stepanyan, dikutip dari laman Tass.
Pertempuran terbaru antara Armenia dan Azerbaijan meletus pada Minggu 27 September dan berlangsung hingga saat ini. Pertempuran terus berlanjut, dan pemimpin kedua negara sama-sama pernah menolak seruan dialog damai.
Komunitas global ramai-ramai meminta Armenia dan Azerbaijan untuk berhenti bertempur.
Kamis kemarin, Presiden Rusia Putin bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron -- mewakili OSCE Minsk Group -- menyerukan diakhirinya pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh melalui sebuah pernyataan gabungan.
Nagorno-Karabakh diakui komunitas internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, namun dikuasai grup etnis Armenia. Puluhan ribu orang tewas dalam konflik memperebutkan wilayah tersebut, yang sudah dimulai sejak awal 1990-an.
Sebelumnya, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan juga Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menolak dialog damai yang diserukan komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan juga Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Kedua kubu harus segera mengakhiri pertempuran," kata James Appathurai, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal NATO untuk Kaukasus dan Asia Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News