Dua hari setelah serangan mematikan tersebut, AS bersiap membalas dengan respons yang mungkin bersifat multi-tingkat dan berkelanjutan, namun berisiko meningkatkan ketegangan lebih jauh di Timur Tengah.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa kemarin, Biden tidak menjelaskan rinciannya tetapi hanya menjawab "Iya" ketika ditanya apakah ia telah memutuskan bagaimana cara menanggapi serangan di Yordania.
"Saya rasa kita tidak memerlukan perang yang lebih luas di Timur Tengah. Bukan itu yang saya cari," tutur Biden, mengutip dari laman The Sydney Morning Herald, Rabu, 31 Januari 2024.
Komentar Biden muncul setelah ia menghabiskan sebagian besar waktunya pada Senin kemarin dalam pertemuan keamanan nasional untuk menilai pilihan-pilihannya. Di waktu bersamaan, Partai Republik menuntut tindakan keras dari Pemerintah AS setelah kematian tiga prajurit.
Meski AS tidak mungkin menyerang Iran secara langsung, pilihan yang ada termasuk menyerang personel paramiliter Pasukan Quds di Suriah, Irak, dan Yaman; melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok milisi yang didukung Iran; atau menyerang kapal-kapal Iran.
Para pejabat AS juga menyarankan bahwa respons akan dilakukan secara bertahap, bukan sekaligus.
Milisi yang Didukung Iran
"Adalah adil bagi Anda semua untuk berharap bahwa kami akan merespons dengan cara yang tepat, dan sangat mungkin bahwa apa yang akan Anda lihat adalah pendekatan berjenjang, bukan satu tindakan," ucap John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, kepada awak media di Air Force One pada Selasa lalu ketika Biden melakukan perjalanan ke acara kampanye di Florida.Ketika ditanya apa yang mungkin berbeda, mengingat AS selama ini gagal menghalangi milisi yang didukung Iran, Biden menjawab: "Kita lihat saja nanti."
Tiga tentara AS tewas pada akhir pekan dan lebih dari 40 lainnya terluka setelah pertahanan Amerika gagal mencegat drone yang diluncurkan milisi yang didukung Iran. Washington mengatakan drone milisi kemungkinan besar dikira drone milik AS, sehingga bisa masuk dengan bebas ke pangkalan bernama Tower 22 di perbatasan Yordania-Suriah.
Serangan drone tersebut menandai pertama kalinya tentara AS terbunuh dalam perang Israel-Hamas yang meletus pada 7 Oktober 2023.
Pentagon mengidentifikasi tiga prajurit AS yang tewas sebagai William Jerome Rivers, 46; Kennedy Ladon Sanders, 24, dan Breonna Alexsondria Moffett, 23, dari Savannah, Georgia.
Baca juga: Blinken: Situasi Timur Tengah Saat Ini Paling Berbahaya Sejak 1973
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News