"Satu-satunya yang ingin perang berlanjut adalah Hamas," kata Biden dalam debat yang berlangsung Kamis, 27 Juni 2024 malam waktu Atlanta, atau Jumat, 28 Juni 2024 pagi waktu Jakarta.
Ia mengatakan, bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut-sebut telah menyetujui untuk mengakhiri perang. Padahal, Netanyahu secara konsisten menyatakan bahwa Israel tidak akan menyetujui kesepakatan yang mengakhiri perang.
Sementara itu, rival Biden dalam debat, Donald Trump membalas dengan mengatakan bahwa Netanyahu sebenarnya adalah orang yang ingin melanjutkan perang, namun ia harus diizinkan untuk mencapai tujuan Israel dengan cara apa pun yang diperlukan.
Netanyahu memang mengklaim dirinya berkomitmen terhadap proposal gencatan senjata Gaza yang didukung oleh Biden. Namun, ia mengatakan, dia hanya siap untuk kesepakatan “sebagian” untuk mengambil kembali beberapa tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza.
“Israel tidak akan mengakhiri perang sampai kami mengembalikan semua sandera, kami tidak akan mengakhiri perang sampai kami melenyapkan Hamas dan memulangkan penduduk selatan dengan selamat ke rumah mereka,” kata Netanyahu di Knesset (parlemen Israel) pekan ini.
Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh AS, Qatar dan Mesir sejauh ini gagal menyepakati gencatan senjata permanen yang memungkinkan pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 37.600 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 86.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.
Baca juga: Debat Capres AS, Apakah Isu Palestina Jadi Topik?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News