Ini adalah pertarungan kedua bagi Biden dan Trump dalam perebutan kursi Presiden AS, setelah 2022 lalu. Mereka akan melakukan debat resmi pertama pada Kamis malam waktu setempat atau Jumat pagi waktu Indonesia.
“Banyak jajak pendapat menunjukkan ekonomi AS tetap menjadi perhatian utama warga Amerika menjelang pemilihan, dan para kandidat pasti akan ditanyai tentang platform ekonomi mereka,” laporan dari Al Jazeera, Kamis 27 Juni 2024.
Imigrasi, keselamatan publik, dan hak reproduksi juga kemungkinan akan menjadi topik perdebatan, karena topik-topik tersebut juga menempati peringkat tinggi di antara berbagai isu yang menjadi perhatian pemilih.
Baca: Debat Pertama Biden dan Trump, Apa yang Perlu Diketahui?. |
Kebijakan luar negeri juga menjadi topik yang menarik dalam pemilihan tahun ini, dan para kandidat diperkirakan akan ditanyai tentang posisi mereka terhadap perang Israel di Gaza. Selain juga dukungan berkelanjutan untuk Ukraina, dan persaingan dengan Tiongkok.
Selain itu, kondisi lembaga demokrasi AS menjadi perhatian utama para pemilih dan diperkirakan akan muncul pada Kamis malam waktu setempat. Biden menuduh Trump sebagai ancaman bagi demokrasi, setelah para pendukung mantan presiden itu menyerbu Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 untuk menghentikan Kongres mengesahkan hasil pemilihan 2020.
Demokrat juga dapat mencoba mengangkat kasus hukum Trump. Republikan itu dinyatakan bersalah bulan lalu karena memalsukan dokumen bisnis dalam kasus uang tutup mulut di New York, menjadikannya mantan presiden pertama dalam sejarah AS yang pernah dihukum karena suatu kejahatan.
Elaine Kamarck, seorang peneliti senior dalam studi tata kelola di lembaga pemikir Brookings Institution di Washington, DC, mengatakan kepada Al Jazeera's Inside Story pada pertengahan Mei bahwa banyak orang Amerika akan mencari tahu "seberapa bersemangatnya masing-masing kandidat ini".
Kamarck mencatat bahwa Biden dan Trump -,yang masing-masing berusia 81 dan 78 tahun,- menghadapi pertanyaan tentang usia dan kapasitas mereka untuk menjabat sebagai presiden untuk masa jabatan berikutnya.
“Saya pikir debat akan menunjukkan kapasitas masing-masing pria ini, yang keduanya lebih tua daripada siapa pun yang pernah kita miliki,” kata Kamarck.
Alan Schroeder, profesor emeritus jurnalisme di Northeastern University dan penulis buku Presidential Debates: Risky Business on the Campaign Trail menyebutkan, dia juga akan tertarik melihat bagaimana pasangan itu memperlakukan satu sama lain dalam debat.
“Apakah mereka kasar? Apakah mereka mencoba sedikit mengulurkan tangan dan menunjukkan kebaikan atau setidaknya sedikit rasa kemanusiaan kepada pihak lain? Itu hal-hal yang menarik untuk ditonton,” pungkas Schroeder.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News