Seorang anak beserta keluarga bersiap untuk mengungsi dari Kramatorsk, Ukraina, 9 April 2022. (FADEL SENNA / AFP)
Seorang anak beserta keluarga bersiap untuk mengungsi dari Kramatorsk, Ukraina, 9 April 2022. (FADEL SENNA / AFP)

PBB: Hampir Sepertiga Anak Ukraina Mengungsi Sejak Invasi Rusia

Medcom • 12 April 2022 20:10
New York: Hampir sepertiga dari seluruh anak di Ukraina telah mengungsi dari rumah mereka dalam kurun waktu enam pekan sejak invasi Rusia pada 24 Februari. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga memverifikasi 142 kematian di kalangan anak-anak Ukraina, walau angka sebenarnya diyakini lebih tinggi dari itu, menurut pernyataan UNICEF pada Senin, 11 April 2022.
 
Manuel Fontaine, direktur program darurat UNICEF yang baru saja kembali dari Ukraina, mengaku belum pernah melihat adanya jumlah pengungsi anak setinggi itu dalam waktu singkat selama 31 tahun bekerja di bidang pelayanan kemanusiaan.
 
"Mereka dipaksa untuk meninggalkan segalanya. Rumah, sekolah, dan seringkali anggota keluarganya," kata Fontaine kepada Dewan Keamanan PBB, Selasa, 12 April 2022.

"Saya telah mendengar kisah tentang langkah-langkah putus asa yang dilakukan para orang tua untuk membawa anak-anaknya ke tempat aman, dan anak-anak sedih karena tidak bisa kembali bersekolah," imbuh dia.
 
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengeklaim Rusia telah membawa 121 ribu anak keluar dari Ukraina. Sebagian besar anak tersebut diambil dari Mariupol, kemudian dibawa ke Donetsk, lalu Taganrog, Rusia.
 
Fontaine menyebut UNICEF mendengar laporan yang sama, namun menambahkan, "kami belum memiliki akses yang dibutuhkan untuk dapat melihat dan memverifikasinya."
 
Ia mengatakan bahwa di antara pengungsi anak Ukraina, 2,8 juta masih tinggal di dalam negeri, sementara 2 juta lainnya ke luar negeri. 
 
Baca:  Mengungsi dari Ukraina, Balita Temukan Boneka Serupa Miliknya di Inggris
 
Di waktu bersamaan, sekitar setengah dari perkiraan 3,2 juta anak yang tetap berada di rumah berisiko tidak memiliki cukup makanan, terutama di kota-kota terkepung seperti Mariupol.
 
Penutupan seluruh sekolah di Ukraina, sebut Fontaine, berdampak pada pendidikan 5,7 juta siswa dan 1,5 juta mahasiswa perguruan tinggi.
 
"Ratusan sekolah dan fasilitas pendidikan telah diserang atau digunakan untuk keperluan militer," katanya. "Lokasi lainnya menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil."
 
Dewan Keamanan PBB telah memperoleh laporan dari Sima Bahous, direktur eksekutif badan perempuan PBB, yang baru saja kembali dari Moldova. Negara tersebut menampung sekitar 95.000 pengungsi Ukraina.
 
Bahous mengatakan organisasinya mendengar semakin banyak dugaan pemerkosaan dan kekerasan seksual. Ia mengatakan pemerintah Moldova dan polisi perbatasan juga sangat khawatir akan risiko perdagangan manusia, terutama wanita muda dan remaja tanpa dampingan orang dewasa. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan