Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Adem ALTAN / AFP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Adem ALTAN / AFP)

Erdogan Kecam Kemunafikan Pejabat Tinggi Yunani

Medcom • 13 Juni 2022 18:35
Ankara: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melayangkan kritik terhadap sejumlah pejabat Yunani atas sikap mereka yang disebutnya munafik.
 
Berbicara dalam pertemuan pemuda di provinsi Van pada hari Minggu kemarin, Erdogan mengatakan bahwa Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis meminta untuk mengadakan pertemuan, tetapi malah pergi ke Amerika Serikat (AS) dan membuat pernyataan kontroversial terhadap Turki. 
 
Padahal, Yunani sebelumnya berjanji tidak akan membuat pernyataan anti-Turki di tengah ketegangan di wilayah Aegean atas pelucutan senjata di pulau-pulau demiliterisasi.

Erdogan mengkritik Athena karena mengeklaim bahwa pangkalan AS didirikan untuk melawan ancaman Rusia, namun tidak melakukan apapun untuk menghentikan Moskow saat melancarkan invasi ke Ukraina.
 
Kamis kemarin, Erdogan memperingatkan para pejabat Yunani agar menghindari membuat pernyataan atau tindakan kontroversial.
 
Baca:  Memanas, Erdogan Minta Yunani Gunakan Akal Sehat Atau Menyesal
 
Turki menuntut agar Yunani melakukan demiliterisasi pulau-pulau timurnya, mengacu pada perjanjian abad ke-20 yang menyerahkan kedaulatan atas wilayah itu ke Yunani.
 
Pemerintah Yunani menyebut permintaan itu sebagai misinterpretasi yang disengaja. Yunani kemudian menuduh Turki, sesama anggota NATO, telah meningkatkan pertikaian di kawasan.
 
Dimulai dari Perjanjian London pada 1913, militerisasi pulau-pulau timur Aegean dibatasi, dan status demiliterisasinya ditegaskan dengan penandatanganan Perjanjian Lausanne pada tahun 1923. Pakta Lausanne membentuk keseimbangan politik antara kedua negara dengan menyelaraskan beberapa kepentingan, termasuk di Aegea.
 
Perjanjian Paris 1947, yang menyerahkan pulau-pulau Dodecanese dari Italia ke Yunani, juga menegaskan status demiliterisasi.
 
Namun, Yunani bersikeras bahwa Konvensi Montreux 1936 tentang Selat Turki harus diterapkan dalam kasus ini. Sementara Ankara mengatakan kewajiban Yunani untuk melucuti pulau-pulau tersebut tetap tidak berubah di bawah Konvensi Montreux.
 
Sementara itu dalam pembahasan isu lain, Erdogan berencana berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas langkah-langkah yang akan diambil mengenai ekspor biji-bijian.
 
Turki terlibat dalam upaya pembentukan mekanisme pimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan membuka akses pelabuhan Laut Hitam Ukraina untuk mengirim 25 juta ton biji-bijian ke pasar global. Turki akan memfasilitasi dan melindungi pengangkutan biji-bijian tersebut. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan