Yunani diminta “kembali menggunakan akal sehat.”
Cuitan Erdogan dalam bahasa Yunani, Inggris dan Turki dikeluarkan setelah pernyataan menyinggung oleh Athena terhadap Ankara baru-baru ini.
Baca: Erdogan Lontarkan Ancaman Baru ke Yunani
Mengkritik Athena atas militerisasi pulau-pulau Aegean, yang memiliki status non militer menurut perjanjian Lausanne dan Paris, Erdogan mengatakan, "Kami menyerahkan kepada masyarakat internasional untuk memutuskan apa artinya meminta yurisdiksi maritim 40.000 kilometer untuk pulau Meis, yang berjarak kurang dari dua kilometer dari daratan negara kita tetapi lebih dari 600 kilometer dari Yunani di Mediterania Timur."
"Memasukkan pulau demiliterisasi dalam sejumlah latihan dan berusaha menggunakan NATO dan negara-negara pihak ketiga sebagai alat dalam pelanggaran hukum ini tidak lain adalah upaya yang akan berakhir tragis," tegasnya, seperti dikutip dari TRT, Jumat 10 Juni 2022.
Erdogan meminta Athena untuk "menghindari mimpi, pernyataan, dan tindakan yang akan disesali, seperti yang terjadi seabad yang lalu." Ini mengacu pada Perang Kemerdekaan Turki 1919-1923, yang mendorong pasukan Yunani keluar dari Turki.
Pemerintah Yunani disebut salah menafsirkan kesabarannya. Yunani bahkan tidak menanggapi undangan pertemuan delegasi militer selama dua tahun terakhir.
Presiden Turki itu menyuarakan kritik atas perlakuan buruk Yunani dan perampasan hak minoritas orang Turki di negara itu, padahal ada keputusan pengadilan internasional.
"Yunani masih terus menekan minoritas Turki di barat Thrace, Rhodes dan Kos, mengabaikan perjanjian internasional, hak asasi manusia universal dan nilai-nilai Uni Eropa," pungkas Erdogan. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News