Sebuah kapal selam milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Foto: AFP
Sebuah kapal selam milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Foto: AFP

Penyelidikan Ungkap Kapal Selam Nuklir AS Hantam Gunung Bawah Laut

Medcom • 02 November 2021 16:03
Washington: Insiden kapal selam bertenaga nuklir Amerika Serikat (AS) 2 Oktober 2021 lalu mendapatkan titik temu. Kapal selam yang dikabarkan menabrak benda asing, diketahui telah menghantam gunung bawah laut yang belum dipetakan. 
 
Dilansir dari 9 News, Selasa, 2 November 2021, tabrakan tersebut memaksa kapal selam yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) untuk menuju dari Laut China Selatan ke Guam untuk perbaikan. 
 
Baca: Kapal Selam Angkatan Laut AS Tabrakan dengan Objek Tak Dikenal.

“Penyelidikan menentukan USS Connecticut mendarat di gunung bawah laut yang belum dipetakan saat beroperasi di perairan internasional di kawasan Indo-Pasifik,” kata Juru Bicara Armada ke-7 kepada CNN.
 
Armada ke-7 AS disebut beroperasi di Pasifik Barat dan Samudera Hindia. Meskipun kapal selam kelas Seawolf itu menyebabkan beberapa cedera pada anggota awak dan beberapa kerusakan. Pihak Angkatan Laut mengatakan, pembangkit tenaga nuklir tidak rusak dalam kecelakaan tersebut.
 
Mereka pun menambahkan, cedera yang dialami tidak mengancam jiwa. Investigasi Komando untuk USS Connecticut telah diserahkan kepada Wakil Laksamana Karl Thomas, komandan Armada ke-7 untuk ditinjau. Thomas akan memutuskan apakah “tindakan lanjutan, termasuk akuntabilitas, sudah tepat”.
 
USNI News melaporkan, tabrakan tersebut terjadi pada waktu yang sangat sensitif dalam hubungan AS-Tiongkok, karena militer Tiongkok mengirimkan gelombang pesawat ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan (ADIZ).
 
Pada hari kecelakaan, Tiongkok diketahui menerbangkan 39 pesawat ke ADIZ. Dua hari kemudian, Tiongkok kembali menerbangkan rekor sebanyak 56 pesawat ke zona tersebut dalam periode 24 jam.
 
Meskipun jumlah serangan surut dalam waktu singkat, mereka telah dilaporkan memulai kembali.  Saat itu, pada Minggu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, delapan pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLAGF) memasuki ADIZ, dengan enam lainnya terbang pada Senin.
 
Sementara itu, ketegangan antara AS dan Tiongkok kian meningkat. Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyerukan, Taiwan untuk memiliki “partisipasi yang berarti” di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Blinken menyebutkan, partisipasi Taiwan “bukan masalah politik, namun masalah pragmatis”.
 
Baca: Usai Tabrakan, Kapal Selam AS Alami Kerusakan.
 
Pernyataan tersebut mendapat teguran keras dari Tiongkok, yang memandang penyatuan dengan pulau yang diperintah secara independen sebagai salah satu tujuan utamanya dan dengan tegas menentang partisipasi Taiwan dalam forum internasional.
 
“Apabila pihak AS memilih untuk terus memainkan ‘kartu Taiwan’ yang keliru, itu pasti akan menimbulkan risiko seismik bagi hubungan Tiongkok-AS, secara serius merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan sangat merugikan kepentingan AS sendiri,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian sehari setelah pernyataan Blinken.
 
Lijian juga mengatakan, kebijakan Taiwan saat ini adalah “ancaman realistis terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan”. Pada Kamis, Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng secara terbuka mengakui, personel militer AS tengah melatih pasukan Taiwan.
 
“Militer AS hanya membantu dalam pelatihan (pasukan kami), tetapi mereka tidak berbasis di sini,” pungkas Kuo-cheng, menurut Kantor Berita Pusat resmi Taiwan. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan