"Ledakan terjadi ketika Lebanon sudah ditimpa sejumlah kesulitan, terutama di bidang ekonomi dan juga pandemi virus korona (covid-19)," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah keterangan pers.
Ia menyampaikan belasungkawa kepada semua korban, dan juga menyerukan adanya "dukungan kuat dari komunitas global" untuk semua warga yang membutuhkan di Lebanon.
Guterres menekankan bahwa PBB telah melakukan sebuah "respons cepat dan luas" dalam membantu Lebanon mengatasi dampak ledakan di Beirut.
"Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan membantu mengkoordinasikan pengerahan tim ahli untuk membantu petugas penyelamat di Beirut," sebutnya.
"Sebuah pesawat yang mengangkut 20 ton pasokan medis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah mendarat di Beirut untuk menolong korban luka," ungkap Guterres.
Beberapa jam usai ledakan, koordinator PBB untuk Lebanon Najat Rochdi langsung merilis dana sebesar USD9 juta (Rp132 miliar) dari Dana Kemanusiaan Lebanon untuk mengatasi kebutuhan darurat korban.
Selang beberapa hari, Koordinator Bantuan Darurat PBB Mark Lowcock merilis tambahan dana bantuan sebesar USD6 juta (Rp88 miliar).
PBB juga mendukung Palang Merah Lebanon dan mitra-mitra lainnya dalam menghadirkan tempat penampungan sementara bagi korban ledakan yang kehilangan tempat tinggal.
Baca: PM Lebanon Mengundurkan Diri
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News