Sekitar 300 turis terdampar di Machu Picchu setelah pengunjuk rasa meletakkan batu-batu besar di rel kereta yang masuk ke situs Inca bersejarah di Pegunungan Andes. Perjalanan kereta api adalah moda transportasi utama ke Machu Picchu.
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat untuk mengaktifkan bantuan dari militer dan penjaga nasional Peru.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Orang Amerika Selatan, Amerika Serikat (AS), Eropa, dan turis lokal termasuk di antara mereka yang mencari jalan keluar dari Machu Picchu.
Kedutaan Besar AS di Peru mengeluarkan peringatan setelah pemakzulan dan penahanan Castillo pada Rabu, memperingatkan bahwa demonstrasi akan sangat menghambat mobilitas di dalam negeri.
Empat bandara utama Peru menghentikan sementara perjalanan. Bandara Internasional Alejandro Velasco Astete di Cusco melanjutkan perjalanan setelah ditutup sementara, menurut Kementerian Perhubungan dan Komunikasi Peru.
Baca juga: Turis Menunggu Evakuasi dari Machu Picchu di Tengah Protes Peru
"Pelancong yang terkena dampak disarankan untuk berlindung di tempat sampai transportasi yang aman tersedia. Penghalang jalan terus menghambat lalu lintas di jalan-jalan utama di seluruh Peru," tulis kedutaan, dikutip dari UPI, Senin, 19 Desember 2022.
"Jangan mencoba mengganggu atau memindahkan penghalang jalan," sambung mereka.
Perekonomian lokal Machu Picchu hanya bergantung pada pariwisata. Menurut Walikota Distrik Machupicchu Darwin Baca, wilayah ini sudah menghadapi kekurangan pangan karena protes.
Lebih dari 20 orang tewas dalam protes tersebut. Dua demonstran tewas pada Jumat dalam bentrokan dengan penegak hukum.
Militer Peru menewaskan sedikitnya delapan orang dengan tembakan ketika para demonstran berusaha menyerbu landasan pacu bandara. Sekitar 70 orang terluka.
Kedutaan Besar AS mengimbau wisatawan untuk menghindari keramaian dan demonstrasi, memperhatikan media lokal untuk mengetahui kabar terbaru, dan mengikuti instruksi dari penegak hukum dan otoritas lainnya.
Presiden baru Peru Dina Boluarte mendesak Kongres untuk menyetujui memajukan pemilu berikutnya dalam upaya meredam kemarahan para pengunjuk rasa. Tuntutan pengunjuk rasa untuk penggantian semua pejabat pemerintah, termasuk Boluarte.
Boluarte telah menolak seruan untuk mengundurkan diri, tetapi dua menteri telah mengajukan pengunduran diri mereka dalam beberapa hari terakhir. Menteri Pendidikan Patricia Correa dan Menteri Kebudayaan Jair Perez mengunggah surat pengunduran diri mereka di Twitter, dengan Correa mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh negara.
"Kematian rekan senegaranya tidak dapat dibenarkan. Kekerasan negara tidak boleh disproporsional dan menyebabkan kematian. #NoMasMuerte," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id