Sheikh Abdel-Azeem Salhab, 75, ditangkap di rumahnya di Yerusalemn Timur pada waktu subuh. Salhab adalah kepala Dewan Waqf Islam, badan yang mengelola sejumlah situs suci umat Muslim di Yerusalem.
Dia dilepaskan polisi pada siang hari dengan syarat harus menjauh dari kompleks Masjid Al-Aqsa selama satu pekan. Sejumlah sumber di Yerusalem mengatakan Salhab tidak menyepakati hal tersebut.
Otoritas Israel menuduh Salhab telah melanggar larangan tahun 2003 mengenai penggunaan Bab Al-Rahmeh sebagai lokasi salat. Jumat lalu, dia membuka gerbang menuju ke area tersebut, dan ratusan Muslim datang untuk menunaikan ibadah Salat Jumat.
Bentrokan pun terjadi antara mereka yang masuk ke Bab Al-Rahmeh dengan kepolisian Israel. Sekitar 60 warga Palestina ditangkap dalam keributan tersebut, dengan tuduhan "mengganggu ketertiban umum" dan "menyulut aksi kekerasan."
Menteri Urusan Agama Islam Yordania, Abdul Nasser Abul Basal, menyebut aksi Israel "berbahaya dan tidak dapat diterima" serta memengaruhi peran Yordania sebagai penjaga situs suci di Yerusalem. "Israel sedang bermain dengan api," sebut Basal, seperti dikutip dari laman Arab News.
Ofer Zalzberg, seorang analis senior dari International Crisis Group yang fokus meneliti isu Yerusalem, mengatakan kepada Arab News bahwa keputusan menahan Salhab mungkin diambil polisi berpangkat rendah dan tidak mewakili posisi pemerintah pusat Israel.
"Benar adanya bahwa warga Palestina di Yerusalem merasa terhina secara kolektif, tapi para pejabat pemerintahan berkukuh mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut," tutur dia.
Zalzberg menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah melarang anggota sayap kanan dari parlemen Knesset, Yahuda Glick, untuk memasuki masjid di Bab Al-Rahmeh pekan kemarin. Menurutnya, larangan dikeluarkan PM Netanyahu karena dia "menyadari betapa seriusnya krisis ini."
Konflik Palestina dengan Israel telah berlangsung selama berdekade-dekade. Israel menolak mengakui Palestina sebagai negara independen.
Meski ditentang Perserikatan Bangsa-Bangsa, pemerintah Israel terus membangun sejumlah permukiman di wilayah Palestina, termasuk Yerusalem Timur. Padahal, Palestina memandang Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka di masa mendatang.
Baca: PBB Minta Palestina-Israel Kembali ke Solusi Dua Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News