“Saya meminta anggota OKI untuk memperkuat komitmen terhadap Kelompok Kontak OKI untuk Perdamaian dan Dialog sebagai platform untuk berurusan dengan Islamofobia dan semua jenis diskriminasi,” kata Retno, dikutip dari keterangan Kemenlu RI.
Para menteri dari negara anggota OKI melakukan pertemuan darurat membahas masalah penembakan di masjid Christcurch, Selandia Baru. Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters.
Mereka menyerukan langkah-langkah melawan Islamofobia usai penyerangan yang menewaskan 50 orang di dua masjid Selandia Baru tersebut.
Baca juga: Selandia Baru Akan Berkomunikasi dengan OKI Terkait Christchurch
Menlu Selandia Baru menyampaikan seluruh warga negaranya berduka dan mengecam serangan teroris di kedua masjid tersebut pekan lalu. Dia juga menghargai dukungan dan solidaritas dunia Islam untuk Negeri Kiwi.
Peters menyampaikan berbagai langkah yang telah dan akan diambil Selandia Baru, termasuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.
Selandia Baru telah melarang semua senjata semi otomatis seperti militer dan senapan serbu. Langkah ini termasuk larangan magasin besar dan modifikasi -- yang akan mencakup setiap jenis senjata layaknya yang dipakai dalam penembakan di masjid Jumat lalu.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berharap undang-undang baru itu akan berlaku pada 11 April dan skema pembelian kembali akan dibuat untuk senjata yang dilarang.
Sementara itu, Indonesia menyampaikan tujuh poin mengenai serangan tersebut, diantaranya memperkuat nilai toleransi. “Kita harus memperkuat nilai toleransi. Hidup berdampingan secara damai hanya dapat dibangun di atas dasar toleransi yang kuat,” tutur Menlu dalam poin kelima.
Penembakan di dua masjid Selandia Baru menewaskan sekitar 50 orang. Insiden ini langsung disebut sebagai aksi terorisme oleh PM Selandia Baru.
Pelaku merupakan anggota supremasi kulit putih asal Australia, bernama Brenton Tarrant. Dia kini dituduh dengan dakwaan pembunuhan, kemungkinan akan mendapat tuduhan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News