Surat kabar asal Jerman itu mengatakan bahwa Deniz Yucel, 43, ditahan otoritas Turki atas tuduhan menyebarkan propaganda teroris dan menebar kebencian.
Dia telah ditahan sejak 18 Februari 2017 terkait laporan berita sebuah serangan oleh peretas terhadap akun surat elektronik (email) milik menteri energi Turki.
Menteri Energi Berat Albayrak adalah anak menantu Presiden Recep Tayyip Erdogan. Die Welt memberitakan beberapa email itu berisi arahan untuk mengontrol media Turki dan memanipulasi opini publik via akun palsu di media sosial.
Penangkapan Yucel memicu reaksi keras dari Kanselir Jerman Angela Merkel, yang menyebut keputusan pengadilan "pahit dan mengecewakan."
"Pemerintah Jerman mengharapkan dalam penanganan kasus Yusel ini, sistem peradilan Turki akan tetap mempertimbangkan pentingnya kebebasan pers," tambah Merkel, seperti dilansir AFP, Senin 27 Februari 2017.
Baca: Turki Tutup 15 Media Terkait Organisasi Teroris dan Gulen
Hubungan antara Berlin dan Ankara terhambat beberapa isu sejak berakhirnya percobaan kudeta terhadap Erdogan pada Juli 2016.
Sejak kudeta gagal, Turki menekan ruang gerak pers dengan menangkap ratusan jurnalis tanpa melalui proses hukum.
Menurut asosiasi jurnalis Turki, sekitar 170 kantor berita telah ditutup dan hampir 800 kartu pers dicabut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News