Zarif menambahkan, pidato Trump bertentangan dengan tiga artikel dalam kesepakatan nuklir Iran.
Dalam pidato terbarunya, Trump menolak mengesahkan ulang perjanjian nuklir Iran. Ia menyerahkan nasib perjanjian ini ke tangan Kongres AS yang didominasi politikus Partai Republik.
"Saya sudah menulis sembilan surat (ke kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini) mengenai sejumlah poin yang gagal diimplementasikan AS di bawah JCPoA," ujar Zarif, merujuk pada nama resmi kesepakatan nuklir Iran -- Joint Comprehensive Plan of Action.
Ia mengaku akan menuliskan sebuah surat baru khusus membahas mengenai pidato terbaru Trump pada Jumat kemarin.
Trump mengatakan kepada Kongres AS bahwa JCPoA memiliki banyak kelemahan dan tidak menguntungkan bagi Negeri Paman Sam. Ia juga menyebut JCPoA tidak mampu menahan program misil ilegal Iran.
Pernyataan Trump langsung memicu respons keras dari Presiden Iran Hassan Rouhani, yang menyebutnya sebagai "tuduhan tidak berdasar."
Merespons ancaman sanksi AS terhadap program misil Iran, Zarif menegaskan negaranya tidak akan memberikan toleransi terhadap kebijakan pertahanan nasional.
"Pencapaian kami di bidang balistik tidak bisa dinegosiasikan," ungkap Zarif.
"Kami hidup di area di mana terdapat banyak senjata Amerika yang bernilai miliaran dolar. Jadi, kami memiliki hak untuk melindungi diri," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News