Dalam laporan yang dikutip dari media Israel, KAN News, sekitar 100 anggota IDF mengalami luka pada bagian mata karena tidak mengenakan alat pelindung mata atau kacamata goggle. Padahal, alat pelindung diri itu wajib digunakan selama pertempuran.
Dengan tidak menggunakan kacamata goggle, alhasil mata para tentara Israel terkena pecahan peluru, mortir, dan tembakan langsung hingga terluka. Tercatat sekitar 10-15% cedera mata yang dialami tentara IDF mengakibatkan hilangnya penglihatan pada salah satu atau kedua mata.
KAN lebih lanjut melaporkan bahwa sekitar 40 tentara dengan luka pada mata dirawat di rumah sakit di Pusat Medis Soroka, Beersheba, sejak 7 Oktober. Sedangkan, sebanyak lima tentara tiba di rumah sakit dengan luka parah awal pekan ini. Dua dari lima dilaporkan menjalani operasi dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Total 88 Tentara Israel Tewas Saat Lakukan Invasi Darat ke Gaza |
Kondisi ini menambah panjang daftar ‘kerugian’ yang ditelan oleh militer Israel. Sebelumnya sempat dilaporkan bahwa sejak perang Israel-Palestina memanas pada 7 Oktober 2023, sekitar 2000 tentara IDF mengalami cacat fisik dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
Setelah perang kembali pecah pasca masa gencatan senjata berakhir pada 1 Desember 2023, sekitar 88 orang tentara Israel dilaporkan tewas di Gaza. Dan belum lama ini, tentara Israel juga dilaporkan terkena wabah penyakit pencernaan dan keracunan usai menyantap makanan dari donatur.
“Kami mendiagnosis infeksi bakteri Shigella yang menyebabkan disentri, penyakit ini sangat berbahaya dan menyebar di kalangan tentara di Gaza,” kata Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Assuta Ashdod, Dr Tal Brosh mengutip dari palestinechronicle, Kamis, 7 Desember 2023.
Baca juga: Pasukan Tentara Israel Alami Keracunan Massal hingga Diare Usai Santap Makanan Sumbangan Donatur |
Brosh menambahkan, merebaknya penyakit ini berdampak pada kondisi prajurit dan pelaksanaan operasi tempur. Apalagi, saat ini Israel masih terus melanjutkan serangannya di wilayah Gaza.
“Jika infeksi menyebar di antara sepuluh tentara di sebuah kompi infanteri, dan mereka mengalami demam setelah suhu tubuh mereka mencapai 40 derajat Celcius, dan mereka mulai mengalami diare setiap 20 menit, maka mereka tidak lagi sehat untuk berperang dan mereka membuat diri mereka terkena risiko. kematian,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News