LNA yang dipimpin tokoh Khalifa Haftar melancarkan serangan ke arah Tripoli sejak 4 April. Perdana Menteri Libya Fayez al-Sarraj menilai serangan Haftar sebagai percobaan kudeta.
Menurut GNA, gempuran terbaru LNA dilancarkan satu hari usai serangan serupa di Tripoli menewaskan empat warga sipil dan melukai 29 lainnya. GNA menuduh pasukan Haftar menggunakan pesawat jet tempur asing, namun tidak menyebutkan nama negara apapun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pertempuran terbaru antara GNA dan LNA ini telah menewaskan sedikitnya 278 orang dan melukai lebih dari 1.300 lainnya.
"Beberapa rumah sakit menerima empat jenazah -- tiga warga sipil dan seorang prajurit -- serta 37 korban luka," kata Amin al-Hachemi, juru bicara Kementerian Kesehatan GNA kepada kantor berita AFP, Senin 29 April 2019.
"Angka korban mungkin dapat bertambah karena ada beberapa korban yang dibawa ke rumah sakit swasta," lanjut dia.
Beberapa area di Tripoli yang diserang GNA adalah Abou Slim, sebuah permukiman padat penduduk di wilayah selatan, dan juga Ain Zara.
Jubir LNA mengonfirmasi telah melancarkan serangan udara di Tripoli pada Sabtu kemarin. Namun LNA menegaskan serangan ditujukan kepada target-target militer, bukan permukiman warga.
"Ibu kota dilanda peningkatan aksi militer, kejahatan perang dan pengeboman brutal di wilayah permukiman warga, fasilitas dan infrastruktur publik," sebut Mohanad Younes, jubir GNA, di laman Facebook.
"Sejumlah pesawat asing terlibat dalam serangan ini. Serangan terbaru mengenai beberapa rumah di Ain Zara dan Abou Slim," lanjut dia.
Pada 18 April, Rusia dan Amerika Serikat menentang usulan Inggris, yang didukung Prancis dan Jerman, di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk menyerukan gencatan senjata di Libya.
Satu hari setelahnya, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Donald Trump telah secara langsung menghubungi Haftar via sambungan telepon.
Libya dilanda kekacauan sejak pemberontakan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO telah menggulingkan dan menewaskan diktator Moamer Gaddafi pada 2011.
Baca: Krisis Libya, Trump Hubungi Jenderal Pemberontak
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News