Dilansir dari laman Guardian, sejumlah warga sipil mengaku melihat pesawat yang berputar di langit Tripoli sekitar 10 menit pada malam hari. Setelah berputar-putar, pesawat itu melepaskan tembakan ke beberapa area.
Suara pesawat kembali terdengar pada Minggu dini hari, yang juga berputar di langit Tripoli sekitar 10 menit. Suara ledakan kencang terdengar tak lama setelahnya.
Belum dapat dipastikan apakah pesawat tersebut termasuk tipe jet tempur atau tanpa awak alias drone. Dalam beberapa hari terakhir, warga Tripoli mengaku sering melihat adanya drone yang melancarkan sejumlah serangan udara.
Dari serangkaian serangan udara itu, salah satunya dilaporkan mengenai sebuah kamp militer dari pasukan loyalis Perdana Menteri Libya Fayez al-Sarraj. Pemerintahan PM Sarraj adalah satu-satunya yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libya.
Pasukan Haftar memulai operasi penyerangan menuju Tripoli sekitar dua pekan kemarin. PM Sarraj menilai serangan pasukan Haftar sebagai percobaan kudeta.
Akibat pertempuran di sekitar Tripoli, otoritas Libya menutup satu-satunya bandara operasional di wilayah ibu kota. Bandara di Misrata, kota yang berjarak 200 kilometer dari Tripoli, masih dibuka.
Lebih dari 200 orang tewas sejak pertarungan antara pasukan Libya dan Jenderal Haftar meletus sekitar tiga pekan lalu.
Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berbicara dengan Jenderal Haftar.
Dalam pembicaraan via sambungan telepon, Trump disebut mengakui upaya Jenderal Haftar dalam memerangi terorisme dan mengamankan minyak Libya. Keduanya juga mendiskusikan masa depan Libya.
Baca: Krisis Libya, Trump Hubungi Jenderal Pemberontak
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News