Bendera Suriah berkibar di wilayah dataran tinggi Golan yang diklaim Donald Trump sebagai wilayah Israel. (Foto: AFP).
Bendera Suriah berkibar di wilayah dataran tinggi Golan yang diklaim Donald Trump sebagai wilayah Israel. (Foto: AFP).

Negara Teluk Kutuk Trump atas Klaim Dataran Tinggi Golan

Arpan Rahman • 27 Maret 2019 18:05
Riyadh: Negara-negara Teluk mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
 
Pihak Riyadh memperingatkan bahwa pengakuan itu akan memiliki ‘dampak negatif yang signifikan’ pada upaya AS menengahi penyelesaian konflik Arab-Israel.
 
Baca juga: Indonesia Tegaskan Dataran Tinggi Golan Bagian dari Suriah.

Pernyataan beberapa sekutu Arab yang paling setia pada Washington, termasuk Uni Emirat Arab dan Kuwait, menggarisbawahi tingkat frustrasi dipicu pernyataan presiden AS atas wilayah Suriah yang diduduki Israel.
 
Pada Senin, Trump meneken proklamasi yang secara resmi memberi pengakuan AS atas Golan sebagai wilayah Israel tatkala ia menjamu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Washington. Keputusan itu menepis kebijakan AS dalam beberapa dekade dan posisi internasional yang istimewa bahwa wilayah itu diduduki sejak Israel merebut Golan dalam perang 1967.
 
Arab Saudi mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan "pelanggaran yang jelas terhadap piagam PBB dan hukum internasional".
 
"Ini akan memiliki dampak negatif yang signifikan pada proses perdamaian di Timur Tengah dan keamanan dan stabilitas kawasan itu," kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman Financial Times, Selasa 27 Maret 2019.
 
UEA mengungkapkan ‘penyesalan dan kecaman yang mendalam’ atas keputusan Trump. Ditambahkan bahwa tidak ada ‘kemungkinan mencapai stabilitas dan perdamaian di kawasan itu selama Israel melanjutkan pendudukannya di wilayah Palestina dan kawasan Arab lainnya’.
 
Baca juga: Presiden Palestina Kecam AS Akui Golan Milik Israel.
 
Pernyataan sejumlah negara Teluk menyoroti bagaimana langkah presiden AS semakin mempersulit janjinya buat menengahi ‘kesepakatan akhir’ demi menyelesaikan konflik Arab-Israel. Gedung Putih sudah menyokong negara-negara Teluk, khususnya Saudi dan UEA, guna mendukung rencananya.
 
Riyadh dan Abu Dhabi secara diam-diam sudah memperkuat hubungan informal mereka dengan Israel ketika mereka memprioritaskan upaya melawan peran Iran di kawasan itu, termasuk dukungan Teheran bagi presiden Suriah Bashar al-Assad.
 
Tetapi itu tidak dapat dilihat mengamini pendudukan Israel atas tanah Arab, atau mengabaikan prinsip lama bahwa ‘tanah untuk perdamaian’ harus menjadi inti dari setiap penyelesaian dengan Israel.
 
Dikhawatirkan hal itu menjadi preseden yang dengan beberapa cara dapat diterapkan atas pendudukan Tepi Barat. Bisa juga semakin merusak asa rakyat Palestina untuk solusi dua negara. Kecaman atas langkah AS menunjukkan persatuan yang jarang muncul di antara para seteru di kawasan itu, di mana Iran menambahkan suaranya kepada mereka yang mengutuk proklamasi Trump.
 
"Tidak ada yang bisa membayangkan bahwa seseorang di Amerika datang dan memberikan tanah suatu negara kepada negara pendudukan lain, melawan hukum dan konvensi internasional. Tindakan seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya di abad ini," kata Presiden Iran Hassan Rouhani seperti dikutip oleh IRNA, kantor berita negara.
 
Trump sebelumnya mengecewakan para pemimpin Arab dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS ke kota suci yang disengketakan tahun lalu. Status Yerusalem menjadi salah satu masalah paling sensitif di jantung konflik dan sebagian besar kekuatan dunia percaya itu harus diselesaikan sebagai bagian dari perjanjian final perdamaian.
 
Jared Kushner, menantu dan penasihat Trump, dan Jason Greenblatt, utusan khusus, memimpin upaya Washington menengahi kesepakatan damai. Analis mengatakan rincian rencana itu dapat dirilis kemudian setelah Israel mengadakan pemilu pada 9 April.
 
Sementara Khaled al-Jarallah, Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin bahwa keputusan Trump akan merusak peran Washington sebagai mediator proses perdamaian. Qatar dan Bahrain merupakan negara Teluk lainnya yang mengutuk langkah AS.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan