"Indonesia dipercaya dunia untuk memimpin sesi pleno pertemuan antar-pemerintah untuk mengesahkan “The Global Compact for Safe, Orderly, and Regular Migration” / GCM (atau “Persetujuan Global untuk Migrasi Aman, Teratur, dan Reguler”) di Marrakesh," tulis Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Mewakili Indonesia, Menlu Retno duduk berdampingan dengan para tokoh dunia, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Menlu Retno menjalankan perannya sebagai Wakil Presiden Konferensi.
Selesai dibuat di PBB pada Juli lalu, pakta ini akhirnya disepakati di hari pertama konferensi PBB di Maroko. Pakta ini disebut-sebut sebagai dokumen internasional pertama mengenai keimigrasian.
Pakta berisi 23 poin mengenai keimigrasian resmi dan penentangan terhadap aksi melintasi perbatasan secara ilegal. Dalam konferensi disebutkan bahwa jumlah total imigran di dunia berkisar 250 juta jiwa.
"Dokumen ini tidak mengikat," ucap Guterres, seperti dilansir dari kantor berita AFP. "Ini merupakan kerangka untuk kerja sama internasional, yang secara spesifik menekankan kembali prinsip kedaulatan negara," lanjut dia.
Setelah konferensi di Marrakesh, Majelis Umum PBB akan mengadopsi sebuah resolusi yang akan secara formal mendukung pakta ini pada 19 Desember mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News