Pasukan Haftar menguasai beberapa area kuncil di wilayah Libya selatan dalam operasi penyerangan sejak Januari lalu. Saat ini banyak para loyalis Haftar berada di wilayah barat laut, dan berusaha merebut ibu kota Tripoli dari pemerintahan sah, Kesepakatan Nasional Libya (GNA).
Dalam pernyataan di dunia maya, ISIS mengaku telah membunuh atau melukai 16 orang di kota Sabha. ISIS juga mengklaim telah berhasil membebaskan beberapa narapidana dari sebuah penjara.
Dilansir dari laman BBC, seorang sumber militer Libya mengonfirmasi bahwa sebuah penjara di Sabha telah diserang pihak tertentu, namun tidak menyebutkan detail lainnya.
Hamed al-Khaiyali, kepala dari pemerintahan setempat, mengatakan bahwa seorang prajurit dipenggal dalam serangan di penjara tersebut. Sementara tujuh lainnya "dibantai" atau telah ditembak.
Pusat Medis Sabha kemudian merilis sebuah pernyataan bahwa jumlah korban tewas dalam serangan di kota Sabha mencapai sembilan orang.
Haftar dan para loyalisnya berkuasa di wilayah timur Libya. Bersama Pasukan Nasional Libya (LNA), dia bergerak ke arah ibu kota sejak Januari lalu. Haftar mengaku ingin membersihkan wilayah Libya dari "teroris dan grup kriminal."
Pada 18 April, Rusia dan Amerika Serikat menentang usulan Inggris, yang didukung Prancis dan Jerman, di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk menyerukan gencatan senjata di Libya.
Satu hari setelahnya, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Donald Trump telah secara langsung menghubungi Haftar via sambungan telepon.
Libya dilanda kekacauan sejak pemberontakan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO telah menggulingkan dan menewaskan diktator Moamer Gaddafi pada 2011.
Baca: Serangan di Tripoli Libya Tewaskan Empat Orang, Lukai 37
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News