Baru-baru ini, ia menjadi sorotan setelah bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di sebuah lift di Jakarta pada 13 Januari 2025.
Pertemuan yang berlangsung secara tidak sengaja ini mengungkap hubungan lama keduanya sejak 35 tahun lalu, saat Prabowo berdinas di Kopassus dan Seagal melatih bela diri.
Dari tuduhan pelecehan seksual hingga dukungannya terhadap Rusia, berikut adalah beberapa aspek kontroversial dari kehidupan Seagal yang telah menjadi sorotan publik:
1. Tuduhan Pelecehan dan Pemerkosaan
Seagal menghadapi berbagai tuduhan pelecehan seksual sejak 1991. Beberapa wanita, termasuk Jenny McCarthy, Portia de Rossi, dan Rachel Grant, mengaku menjadi korban perilaku tidak pantas Seagal.Pada 2010, ia juga dituduh melakukan pelecehan seksual dan perdagangan manusia untuk eksploitasi seksual. Kasus ini dibatalkan, tetapi dampaknya terhadap reputasinya tetap terasa.
Dalam konferensi pers pada 2018, dua korban lainnya, Regina Simons dan Faviola Dadis, menyampaikan tuduhan baru. Simons mengatakan Seagal memperkosanya ketika ia berusia 18 tahun setelah diundang ke pesta di rumah Seagal, yang ternyata adalah jebakan.
"Saya tidak bisa bergerak dan merasa seperti melihat tubuh saya dari atas," katanya. Dadis menuduh Seagal menyerangnya selama audisi di hotel pada 2002, di mana ia menyentuhnya secara tidak pantas meskipun Dadis telah menyatakan ketidaknyamanannya.
2. Hubungan dengan Rusia dan Vladimir Putin
Seagal secara terbuka mendukung Rusia dan Presiden Vladimir Putin. Pada 2014, ia mendukung aneksasi Crimea oleh Rusia, menyebut Putin sebagai "salah satu pemimpin dunia terbesar yang masih hidup."Pada 2016, ia menerima kewarganegaraan Rusia, dan pada 2023, ia dianugerahi penghargaan Order of Friendship atas kontribusinya dalam hubungan budaya internasional.
Dalam acara tersebut, dia menyebut dirinya "satu juta persen Rusia," kemudian menyalahkan barat atas invasi Ukraina.
Dalam kejadian terpisah sering menyebut dirinya "Mongol Rusia" meskipun dia lahir dan dibesarkan di AS.
3. Konflik dengan Praktisi Bela Diri dan "Bullshido"
Sebagai seorang master Aikido, Seagal menghadapi tuduhan bahwa demonstrasi bela dirinya sering kali tidak otentik. Lawan-lawan dalam demonstrasinya terlihat sengaja "berpura-pura" dikalahkan untuk mendukung citranya.Istilah "bullshido" sering digunakan untuk mengejek klaim bela diri Seagal yang dianggap palsu atau dilebih-lebihkan. Beberapa praktisi seni bela diri terkenal, seperti Don Frye dan Ronda Rousey, secara terbuka menyebut Seagal sebagai "penipu."
Salah satu insiden paling terkenal adalah konflik Seagal dengan stuntman legendaris Gene LeBell. Dalam sebuah latihan, Seagal mengklaim mampu melepaskan diri dari semua jenis cekikan.
Ketika LeBell membuktikan sebaliknya dengan mencekik Seagal hingga pingsan, Seagal membantah insiden tersebut, tetapi ceritanya telah menjadi legenda di kalangan komunitas seni bela diri.
4. Dianggap Menyebalkan dalam Syuting Film
Steven Seagal dikenal memiliki reputasi buruk selama produksi film. Pada set film Out for Justice, beberapa stuntman melaporkan bahwa Seagal sengaja menggunakan kekuatan berlebih saat berlatih, menyebabkan cedera pada mereka.Sikap dominannya juga sering menciptakan ketegangan dengan aktor lain. John Leguizamo, yang bekerja dengan Seagal di Executive Decision, mengungkapkan bahwa Seagal menyatakan dirinya sebagai "pemimpin" di lokasi syuting, sebelum secara fisik menyerang Leguizamo dengan siku, menghantamnya ke dinding bata.
Seagal juga dikenal sering terlambat datang ke lokasi syuting, seperti yang terjadi pada film Today You Die.
Kebiasaan ini menyebabkan keterlambatan produksi yang merugikan jutaan dolar. Sutradara Anthony Hickox, yang bekerja dengan Seagal pada film Submerged, menyebutnya sebagai "mimpi buruk" karena sering menolak dialog yang sudah ditulis dan membuat perubahan besar tanpa izin.
Hickox bahkan memutuskan untuk meninggalkan genre aksi setelah pengalaman buruknya dengan Seagal.
5. Peran dalam Propaganda Rusia
Dalam beberapa tahun terakhir, Seagal terlibat dalam narasi pro-Kremlin, termasuk dalam dokumenter "In the Name of Justice" pada 2024.Ia mengunjungi wilayah pendudukan Ukraina, seperti Mariupol, dan menyebut tahanan perang Ukraina sebagai "penjahat perang." Perannya dalam mempromosikan agenda Kremlin memicu reaksi keras dari komunitas internasional.
6. Menulis Novel Teori Konspirasi Deep State
Steven Seagal juga menulis novel konspirasi politik berjudul The Way of the Shadow Wolves. Buku ini mengkritik pemerintah Amerika Serikat dan mempromosikan teori konspirasi yang menuduh adanya agenda rahasia dalam pemerintah AS untuk mengontrol masyarakat melalui pengaruh global.Narasi buku ini menyoroti keberadaan "Deep State," sebuah kelompok bayangan yang disebut-sebut bekerja sama dengan kartel narkoba dan kelompok ekstremis, termasuk teroris jihad, untuk melemahkan kedaulatan nasional Amerika.
Narasi ini juga mencerminkan pandangan politik Seagal yang skeptis terhadap otoritas resmi, dengan klaim bahwa beberapa pejabat pemerintah secara diam-diam mendukung infiltrasi tersebut.
Buku ini mencerminkan kritik tajam terhadap kebijakan perbatasan dan keamanan nasional AS, meskipun banyak pihak menganggapnya sebagai fantasi berlebihan.
Steven Seagal adalah sosok yang penuh paradoks. Ikon film aksi yang mempopulerkan Aikido ini juga menjadi simbol dari sisi gelap ketenaran.
Dari tuduhan pemerkosaan hingga keterlibatan dalam propaganda Kremlin, Seagal menggambarkan bagaimana kekuasaan dan popularitas dapat digunakan untuk menciptakan pengaruh besar, tetapi sering kali dibarengi oleh kontroversi yang menghancurkan.
Baca Juga:
Steven Seagal, Aktor Hollywood yang Ditemui Prabowo, Terkenal Sebagai Teman Rusia dan Putin
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News