Rancangan Undang-Undang baru juga yang memungkinkan pemerintah menyita tanah gereja juga menjadi salah satu alasan protes berlangsung di sana.
(Baca: Ditarik Pajak Baru, Gereja di Yerusalem Putuskan untuk Tutup).
Keputusan langka diambil pada Minggu 25 Februari oleh para pemimpin gereja. Langkah tersebut sebagai cara untuk menekan Israael mengevaluasi dan menangguhkan langkahnya.
Setelah menerima sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pastor Katolik Roma, Ortodoks Yunani dan Armenia mengumumkan pada Selasa kemarin bahwa gereja tersebut akan kembali dibuka hari ini.
Sebelum fajar, Wajeeh Nusseibeh yang bertanggung jawab mengunci dan membuka gereja naik tangga kecil dan memutar kunci untuk membuka pintu utama gereja tersebut.
"Ini adalah salah satu situs tersuci agama kami, dan kami berdoa sangat keras dalam tiga hari terakhir. Kami berharap segala sesuatunya akan berubah dan akan terbuka bagi kami untuk bisa masuk ke dalam," ujar seorang peziarah asal Amerika Serikat (AS), seperti dilansir dari South China Morning Post, Rabu 28 Februari 2018.
Sebelumnya, para pemimpin gereja, dalam sebuah pernyataan bersama menyambut baik dialog yang dipimpin Menteri Kabinet Tzachi Hanegbi.
"Setelah mengintervensi perdana menteri, gereja-gereja berharap dapat terlibat dengan pemerintah untuk memastikan bahwa kota suci kita Yerusalem tetap menjadi tempat di mana tiga agama besar hidup dan berkembang bersama," ucap para pemimpin gereja.
Gereja tersebut dibangun di abad ke-4 dan pernah mengalami sejumlah rekonstruksi setelahnya. Tempat peribadatan itu dipercaya merupakan tempat Yesus disalibkan, dimakamkan, dan bangkit kembali.
Penutupan Gereja Makam Yesus awal pekan ini merupakan yang terlama sepanjang sejarah. Gereja tersebut juga pernah melakukan protes serupa selama sehari pada 1990.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News