Kantor berita Maan melaporkan bahwa sedikitnya satu warga Palestina mengalami cedera "parah" akibat serangan Israel tersebut.
Disitir dari Al Jazeera, Minggu 18 Agustus 2019, juru bicara Kemenkes Palestina Ashraf al-Qidra mengonfirmasi adanya tiga jenazah serta satu korban luka yang dibawa ke rumah sakit Al-Andalusi di Jalur Gaza pada pagi hari.
Ia mengidentifikasi ketiga korban tewas sebagai Mahmoud Adel al-Walaidah, 24, Mohammed Farid Abu Namous, 27, dan Mohammed Samir al-Taramsi, 26.
Sejumlah petugas medis mengatakan bahwa pasukan Israel baru mengizinkan ambulans Palestina untuk mengevakuasi korban beberapa jam usai serangan.
Lewat pernyataan resmi pada Sabtu malam, militer Israel mengatakan helikopter tempur dan tank baja menembaki "sekelompok orang bersenjata" di sepanjang pagar perbatasan yang memisahkan Israel dan Jalur Gaza.
Dalam insiden sebelumnya, serangan udara Israel menghantam sejumlah titik di Gaza utara, termasuk sebuah lapangan terbuka yang digunakan warga untuk bercocok tanam.
Warga Palestina menggelar unjuk rasa di area perbatasan pada setiap Jumat sejak tahun lalu. Unjuk rasa digelar untuk mendesak hak kembalinya para pengungsi Palestina yang melarikan diri saat agresi Israel sejak 1948.
Sedikitnya 305 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel sejak unjuk rasa di perbatasan Gaza dimulai pada 30 Maret 2018. Lebih dari 18 ribu warga Palestina juga terluka sejak saat itu hingga sekarang.
Gaza telah dikepung pasukan Israel sejak Juni 2007. Pengepungan membuat kualitas kehidupan warga Gaza menurun drastis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id