Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di luar bandara Baghdad pada 3 Januari. Serangan itu semakin meningkatkan ketegangan hubungan AS-Iran, yang memicu berbagai ancaman.
Pembunuhan Soleimani menimbulkan tindakan pembalasan Iran di tanah Irak. Secara luas dianggap nomor dua setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, Soleimani memiliki kekuatan dan pengaruh besar dalam posisinya. Dia adalah tokoh kunci dalam menyebarkan dan mempertahankan aspirasi hegemoni regional Iran.
“Laporan itu mengatakan para informan di bandara internasional Damaskus memberi tahu CIA tentang kapan pesawat Soleimani berangkat ke Baghdad dan Israel yang mengonfirmasi informasi yang diberikan kepada Amerika,” sebut NBC News, Senin, 13 Januari 2020.
Menurut the New York Times, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memberi pengarahan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjelang operasi. “Ini menjadikan Netanyahu satu-satunya pemimpin di wilayah itu yang diberi informasi tentang misi Amerika,” sebut the New York Times.
NBC mengutip dua sumber yang dikatakan jaringan itu dengan rincian pembunuhan Soleimani yang mengatakan bahwa ketika pesawat Cham Wings berjenis Airbus A320 yang membawa Soleimani mendarat di Baghdad, agen CIA di darat mengonfirmasi lokasi pasti pesawat. Kemudian drone AS yang dipersenjatai dengan empat rudal Hellfire bergerak ke posisi di wilayah udara Irak, sepenuhnya dikendalikan oleh pasukan Amerika.
Pesawat tak berawak itu kemudian melepaskan rudal yang menhancurkan pesawat dan membuat melayang nyawa Soleimani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News