Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, Yaman, Libya dan Maladewa memutus hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni lalu dengan tuduhan Qatar mendukung kelompok terorisme.
"Kami bersedia menerima daftar tuntutan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, tapi tidak menerima "dakwaan asing"," kata Al Thani, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat 23 Juni 2017.
Ia menegaskan sekali lagi bahwa Qatar selalu mematuhi undang-undang dan hukum internasional serta memainkan peran kunci dalam koalisi internasional melawan kelompok militan ISIS.
"Kami tidak pernah mendukung kelompok teroris ISIS atau kelompok lainnya," tegas dia lagi.
Sebelumnya, Qatar juga membantah dan mengutuk pernyataan Libya yang mengatakan Qatar melakukan intervensi dalam urusan dalam negeri Libya serta membiayai kelompok teroris di Libya.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh juru bicara pasukan Haftar Libya, Kolonel Ahmad Al Mismari.
"Tuduhan Al Mismari tidak berdasar, salah dan menyesatkan serta mengacu pada kekuatan Haftar sebagai milisi bersenjata. Padahal Haftar dikenal dengan kejahatannya terhadap warga sipil," ungkap Kementerian Luar Negeri Qatar.
Sementara, seorang menteri Uni Emirat Arab menyebut kebijakan isolasi negara-negara Teluk terhadap Qatar dapat berlangsung bertahun-tahun, jika Doha tetap bersikukuh "mendukung ekstremisme."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
